Dark/Light Mode

Israel Terapkan Jam Malam Di Kota Mayoritas Warga Arab

Kamis, 13 Mei 2021 10:35 WIB
Mobil polisi rusak parah karena terbakar saat bentrokan antara aparat, warga Arab dan Yahudi di Kota Lod, Israel, Rabu (12/5/2021). (Foto Yossi Aloni/Flash90)
Mobil polisi rusak parah karena terbakar saat bentrokan antara aparat, warga Arab dan Yahudi di Kota Lod, Israel, Rabu (12/5/2021). (Foto Yossi Aloni/Flash90)

RM.id  Rakyat Merdeka - Israel berlakukan jam malam setelah bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina di Kota Lod yang mayoritas penduduknya etnis Arab. Insiden di dalam kota di Israel itu terjadi, karena ketegangan di Yerusalem dan Jalur Gaza.

Dilansir The Time of Israel, Polisi melarang siapa pun di Lod meninggalkan rumah mereka setelah jam 8 malam, berada di ruang publik mana pun, dan melarang siapa pun memasuki kota. Jam malam berakhir pada pukul 4 pagi.

Kebijakan itu menyusul setelah keadaan darurat diumumkan di Lod pada Selasa-Rabu malam. Kerusuhan menyebabkan tiga sinagog dan banyak toko dibakar, bersama dengan lusinan mobil. Dalam insiden itu, dua orang ditembak dan terluka.

Baca juga : Longsor Tambang Emas Di Solok Selatan, 7 Warga Meninggal

Karena kekerasan parah yang terlihat di kota pada Senin (11/5/2021) dan Selasa (12/5/21), Polisi Perbatasan membentuk markas satuan tugas di Lod pada Rabu (13/5/21), dengan kekuatan sekitar 500 personel .

Dilansir Kantor Berita Anadolu, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, korban tewas akibat serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza bertambah menjadi 56 orang, termasuk 14 anak-anak. Lima wanita juga termasuk di antara korban tewas, sementara total 335 lainnya terluka.

Orang Arab Israel adalah orang Palestina yang berhasil tinggal di rumah mereka selama Nakba (pengusiran paksa) pada 1948 dan kemudian menjadi warga negara Israel. Mereka  sekitar 20 persen dari populasi Israel.

Baca juga : Serangan Udara Israel Tewaskan 20 Warga Gaza

Mereka tinggal di beberapa kota Arab di tengah Israel yang dikenal sebagai "Segitiga Kecil" bersama dengan wilayah Galilea di utara dan Negev di selatan.

Banyak kelompok HAM mengecam kebijakan Israel terhadap orang Arab sebagai bentuk apartheid modern. Sebab, orang Arab Israel menderita diskriminasi rasial dalam pendidikan, pekerjaan, dan perawatan kesehatan.

Ketegangan meningkat sejak pekan lalu setelah pengadilan Israel memerintahkan penggusuran keluarga Palestina di daerah Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.

Baca juga : Produk Pakan Ternak Milik Koperasi Tembus Pasar Brunei

Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel pada 1967. Israel juga mencaplok seluruh kota pada 1980, suatu tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.[MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.