Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
RM.id Rakyat Merdeka - Satu kejutan informasi terjadi saat Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad Bin Salman (MBS) mengumunkan niatnya, untuk membuka hubungan diplomatik dengan Republik Islam Iran yang terputus sejak 2016. Niat rujuk itu diungkap MBS pada awak media pada 26 April 2021 lalu. Kontan saja, info ini menjadi perhatian banyak pihak.
Perhatian itu wajar, mengingat stabilitas politik dan keamanan kawasan amat tergantung pada dua negara ini. Bila terjadi rujuk, yakni peredaan ketegangan Riyadh dan Teheran, pasti membawa akibat positif kawasan. Termasuk dampak positif ekonomi, pembangunnan kawasan dan pariwisata.
Baca juga : Ada Apa Dengan Terawan
Seperti dinyatakan Pangeran MBS, hal itu menjadi harapan Pemerintahan Saudi Arabia. “Iran adalah negara tetangga dan semua yang kami cita-citakan adalah hubungan baik dan spesial dengan Iran,” kata Pangeran MBS.
Boleh dibilang, statemen penguasa nomor dua di negeri kaya minyak ini luar biasa dan serius. Karena ia melepas-gugurkan isu negatif terhadap Teheran selama ini, seperti isu Teheran teroris, isu Yaman dan Suriah dan Lebanon. Semua isu tersebut menegatifkan peran Republik Iran di kawasan Timur Tengah. “Kami tidak ingin mempersulit peranan Iran selama ini,” katanya.
Baca juga : Makin Lengket Dengan Sutradara
Perubahan sikap MBS ingin rujuk dengan Iran memang muncul sebelumnya. Terungkap dari Financial Times edisi 9 April 2021 , yang menberitakan pertemuan delegasi Saudi Arabia dan Iran. Pertemuan itu dilakukan atas inisiatif Perdana Menteri (PM) Irak Mustafa Al-Kadhimi. Termasuk pertemuan delegasi Iran dan Saudi di satu kota utara Arab Saudi sebelumnya.
Sebagaimana diketahui, PM Irak mempunyai hubungan dekat dengan Saudi dan Iran. Sang PM Irak pun secara brilian membuat gagasan penengah antara dua negara itu. Saudi dan Iran tidak punya hubungan diplomatik sejak lima tahun lalu, terputus dipicu pertikaian peristiwa terbunuhnya seorang ulama Syiah di Arab Saudi. Sejauh ini, PM Irak sukses menjembatani hubungan Arab Saudi dan Iran.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.