Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Khawatir Bikin Rakyat Kelaparan
PM Malaysia Tolak Seruan Lockdown
Selasa, 25 Mei 2021 06:00 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin berharap, warganya tidak lalai menjalani aturan selama pelaksanaan Movement Control Order (Perintah Kontrol Gerakan/MCO).
Dia mewanti-wanti, karena tidak mau MCO, yang akan dilaksanakan hingga 7 Juni, membawa dampak ekonomi buruk seperti MCO pertama.
Berbicara dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh RTM dan Bernama TV, Minggu (23/5), Muhyiddin mengakui adanya seruan untuk pembatasan yang lebih ketat selama MCO saat ini. Sejumlah pihak menginginkan full lockdown alias penguncian penuh, seperti yang pernah dilakukan Negeri Jiran Maret dan Mei 2020 lalu.
“Kami bisa menutup semuanya dan duduk diam, pabrik tutup dan semua orang tetap di rumah. Itu pasti jauh lebih aman,” ujar Muhyiddin dikutip Channel News Asia, Senin (24/5).
Baca juga : Krakatau International Port Tingkatkan Peran RI Dalam Perdagangan Global
Namun kelemahan pelaksanaan lockdown penuh adalah masalah ekonomi. Dia mengingat lockdown total di negaranya pada Maret-Mei tahun lalu yang berdampak buruk pada ekonomi masyarakat.
“Saat itu, kasusnya sedikit, mudah dikelola, hanya beberapa klaster. Tapi dampak perekonomiannya sangat besar,” kenangnya.
Dalam catatannya, selama pelaksanaan lockdown penuh, Malaysia nyaris kehilangan 2,4 miliar ringgit atau Rp 8,4 triliun per hari. Pemerintah pusat pun harus mengeluarkan bantuan tunai kepada masyarakat terdampak sebesar 340 miliar ringgit Malaysia (Rp 117 triliun).
“Jika kami perlu melakukannya lagi (dan memberikan bantuan ekonomi), kami membutuhkan lebih banyak uang. Kita butuh setengah triliun. Apa kita punya sebanyak itu?” ujarnya.
Baca juga : Vaksinasi AstraZeneca Di Malaysia Jalan Terus
Karena itu, Muhyiddin meminta warganya tertib menjalankan anjuran dan menjauhi larangan yang dikeluarkan pihak Kementerian Kesehatan. “Kita harus menyeimbangkan hidup dan mata pencaharian. Saya tidak ingin ekonomi kita ambruk ke titik di mana orang tidak punya uang untuk makan,” tegasnya.
Ia meminta warganya mengerti soal ini. Malaysia, kata Muhyiddin, sulit kembali ke pola MCO full lockdown.
Terus meningkatnya penularan virus Corona di Malaysia memicu kekhawatiran. Empat hari berturut-turut hingga Minggu (23/5) kasus naik ke level 6.000.
Ini rekor sejak kasus pertama kali menembus 5.000 Januari 2021. Malaysia mencatat total kasus hingga kemarin pagi 512.091 dengan 2.248 kematian.
Baca juga : Cegah Penyebaran Covid-19, Malaysia Lockdown Nasional
Malaysia telah menerapkan MCO sebanyak tiga kali. MCO terkini dimulai 12 Mei hingga 7 Juni mendatang. Namun karena aturan yang ada tak cukup membendung penyebaran corona. Putrajaya akhirnya meningkatkan status menjadi MCO dengan lockdown ketat.
Dalam pernyataan pers Minggu (23/5), 80 persen dari semua pekerja di sektor publik serta 40 persen pekerja di sektor swasta, akan diminta bekerja dari rumah. Bukan hanya itu, transportasi umum juga akan beroperasi dengan kapasitas 50 persen.
Sementara bisnis hanya boleh buka dari pukul 8 pagi hingga 8 malam. Semua institusi pendidikan ditutup dan makan di restoran juga dilarang. Hanya tiga orang yang diizinkan bepergian di setiap mobil, termasuk pengemudi. [DAY]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya