Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dalam Perjalanan Dari KL ke Perth

Kisah Pilu, Bayi Meninggal Di Pesawat

Senin, 22 April 2019 23:22 WIB
Petugas membawa kereta bayi Farah turun dari pesawat. (Foto ABCNews)
Petugas membawa kereta bayi Farah turun dari pesawat. (Foto ABCNews)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bayi yang dipanggil Farah meninggal dalam pesawat Air Asia. Dia bersama kedua orang tuanya dalam penerbangan dari Kuala Malaysia menuju Perth, Australia.

Kisah pilu itu dibagikan Nadia Parenzee di Facebooknya. Parenzee satu pesawat dengan sang bayi umur dua bulan itu bersama orang tuanya. Pasangan muda asal Saudi Arabia yang ingin memulai hidup baru di Perth.

"Terbang pulang dari Malaysia pagi ini saya menghadapi situasi paling menantang yang mungkin bisa dialami seseorang. Saya menggendong seorang bayi baru lahir yang mengembuskan napas terakhirnya di gendongan saya," tulis Parenzee di Facebook.

Menurut Parenzee, bayi tersebut gelisah. Terus menangis di pesawat. Dia menawarkan bantuan kepada orang tua bayi untuk menggendongnya. “Saya menawarkan bantuan kepada orang tua dan staf karena saya melihat mereka tampak stres,” tuturnya.

Ketika dia mulai tertidur, pramugari AirAsia menepuk pundaknya untuk meminta bantuan. Pasangan muda itu menyerahkan bayinya. "Ada keputusasaan di mata mereka," tulis Parenzee.

Baca juga : Innalillahi, 1 WNI Tewas Tenggelam Di Lautan

"Saya menggendong bayi itu dan melihat mata abu-abunya, dia tengah berjuang untuk bernafas, lalu saya membaca doa, surat Fatiha," tutur Parenzee.

Kemudian, bayi itu mengambil nafas dalam dan lemas. Parenzee sadar ada sesuatu yang salah.

"Saya berteriak kami butuh dokter, kami butuh dokter, dan 20 orang mendekat," katanya.

Para dokter segera melakukan CPR. Alias teknik kompresi dada dan pemberian napas buatan. Sementara yang lain mengecek peralatan medis pesawat.

"Situasi kacau, saat itu aku berpikir orang tuanya telah menyadari kondisi bayinya. Saya tahu bayinya sudah meninggal saat melihat pupil matanya ketika dokter melakukan tes cahaya," kisahnya.

Baca juga : Menpora Ceritakan Perjalanan Hidupnya Hingga Jadi Menteri Di Mata Najwa

Setelah 15 menit, Parenzee bicara kepada pilot mengenai kemungkinan pendaratan darurat. Kata sang pilot: anda tahu, kita bisa ke Jakarta, namun pasti butuh waktu untuk mendapatkan izin. Kita dua setengah jam perjalanan ke Perth.

Dokter terus mencoba untuk menyadarkan bayi perempuan itu selama perjalanan hingga pesawat itu mendarat di Perth. Para staf medis sudah ada di landasan.

"Hati saya sedih, tetapi saya benar-benar merasa terhormat telah memeluknya dan membacakan doa sebelum dia meninggal," lanjut Parenzee.

Parenzee sangat memuji staf AirAsia, yang menangani situasi sangat baik. "Itu bukan hal yang mudah untuk dilalui," katanya. "Ini sangat nyata. Dia sangat kecil."

Dilansir Strait Times dan ABC News, bayi itu mengalami kondisi, apa yang disebut maskapai sebagai, "darurat medis" di pesawat dengan nomor penerbangan D7236. Sepekan yang lalu, si bayi dibawa kedokter karena demam.

Baca juga : Sabet Penghargaan Dari Asian Banker, BRI Diakui Dunia

Seorang juru bicara AirAsia mengonfirmasi tim spesialis medis dan kepolisian Australia Barat langsung masuk ke kabin begitu pesawat mendarat di Bandara Internasional Perth, Senin (22/4).

Petugas kini sedang menyelidiki insiden itu dan akan menyiapkan laporan untuk petugas forensik. Sementara itu, pihak kepolisian Australia Barat mengatakan tak ada bukti mencurigakan seputar kematian bayi itu.

AirAsia tidak akan merilis detail tentang insiden tersebut. "Kami tak bisa mengomentari lebih lanjut tentang situasi medis bayi tersebut, namun kami bersimpati kepada bayi dan keluarga yang terlibat," kata juru bicara AirAsia dalam sebuah pernyataan. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.