Dark/Light Mode

Menyelamatkan Diri Dari Abu Sayyaf

Innalillahi, 1 WNI Tewas Tenggelam Di Lautan

Minggu, 7 April 2019 07:59 WIB
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal. (Foto: Istimewa)
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kabar duka datang dari Filipina. Seorang WNI yang tengah berupaya menyelamatkan diri dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf, tewas. Hariadin, nama WNI itu, tenggelam di lautan. Innalillahi Wa Inailaihi Raji’un…

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal mengungkapkan, Hariadin tewas di perairan Pulau Simisa, Provinsi Sulu, Filipina Selatan, pada Jumat (5/4), pukul 18.00.

“Hariadin meninggal akibat tenggelam di laut setelah terbebas dari penyanderaan,” ungkap Iqbal, kemarin.

Sebelum tenggelam, Hariadin bersama seorang WNI lainnya, Heri Ardiansyah, berusaha berenang ke Pulau Bangalao. Mereka menghindari terkena serangan angkatan bersenjata Filipina terhadap Abu Sayyaf.

Baca juga : Setelah Siti Aisyah, 13 WNI Lain Nunggu Dibebaskan

Iqbal menyebut, sejak akhir Februari 2019, Divisi 11 Angkatan Bersenjata Filipina yang didukung oleh Tim BAIS TNI melakukan operasi pembebasan sandera dan terus memberikan tekanan kepada para penyandera. Dalam perkembangan terakhir, para penyandera terdesak di Pulau Simisa, Provinsi Sulu, Filipina Selatan, sebelum akhirnya mereka berhasil dibebaskan.

Malang, dalam usaha menyelamatkan diri, Hariadin yang berusia 46 tahun itu, tenggelam. Sementara Heri berhasil diselamatkan. Heri, bersama jenazah Hariadin tiba di pangkalan militer Westmincom di Zamboanga City, kemarin, untuk diserahterimakan kepada perwakilan Pemerintah Indonesia.

“Selanjutnya Pemerintah Indonesia akan melakukan proses pemulangan ke Indonesia pada kesempatan pertama,” ungkap Iqbal.

Kemenlu telah berkomunikasi dengan keluarga Heri dan Hariadin di Wakatobi, Sulawesi Tenggara dan di Sandakan, Malaysia, untuk memberitahu perkembangan terbaru. “Pemerintah Indonesia menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga Almarhum Hariadin,” tandasnya.

Baca juga : Banjir Iran Tambah Parah, 70 Tewas

Berdasarkan data Kemenlu, sejak tahun 2016, 36 WNI disandera oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan. Seluruh sandera berhasil dibebaskan. Namun, seorang sandera WNI meninggal dalam proses pembebasan tersebut.

Sementara Gugus Tugas Bersama Militer Filipina di Mindanao melaporkan, Heri, Hariadin dan tiga anggota Abu Sayyaf mencoba kabur dari penyergapan pasukan marinir Filipina yang dilakukan sehari sebelumnya di Pulau Simisa. Serangan udara dan pengepungan total membuat mereka kehabisan makanan dan peluru.

Heri dan Hariadin dipaksa berenang melintasi kanal dari Pulau Simusa menuju Pulau Bangalao bersama tiga anggota Abu Sayyaf itu. Di tengah jalan mereka kepergok patroli AL Filipina. Baku tembak tak terhindarkan. Dalam baku tembak yang terjadi sekitar 10 menit itu berhasil menewaskan tiga orang anggota Abu Sayyaf tadi. Tragis Hariadin yang tak mahir berenang, tenggelam.

Hariadin dan Heri bersama seorang Warga Malaysia, Jari Abdullah, diculik di Perairan Kinabatangan, Sandakan, Malaysia, 5 Desember 2018. Mereka diculik kelompok bersenjata di Filipina Selatan saat sedang bekerja di kapal penangkap ikan SN259/4/AF berbendera negeri Jiran.

Baca juga : Nggak Akan Lupa Perhatian RI Untuk Palestina

Jari Abdullah berhasil dibebaskan duluan pada Kamis (4/4) lalu, sehari sebelum Hariadin dan Heri lepas dari kelompok ekstrimis itu. Namun, Jari Abdullah ditemukan mengalami luka parah di bagian kepala. Ditengarai ia ditembak saat diketahui hendak kabur. Abdullah kini menjalani perawatan intensif di Kota Zamboanga.

Istri Hariadin, Nurhaida mengaku sudah menerima kabar kematian suaminya. “Iya meninggal tadi malam. Tadi pagi juga saya dapat kabar sekitar jam tujuh sama pemerintah disini,” kata Nurhaida seperti dikutip kendarinesia, kemarin.

Nurhaida saat ini sedang berada di Malaysia. Ridwan, anak sulung Hariadin, juga mengaku sudah mendengar kabar tersebut. Dia mengatakan, jenazah ayahnya disemayamkan di salah satu rumah sakit di Filiphina.

“Saya dapat kabar juga baru tadi pagi. Ini saya siap-siap mau pulang ke Wakatobi,” tutur Ridwan yang saat ini sedang menjalani pendidikan di salah satu universitas di Sulteng itu. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.