Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pakar WHO Tepis Covid-19 Buatan Manusia

Rabu, 2 Juni 2021 23:46 WIB
Petugas keamanan berjaga-jaga di luar Institut Virologi Wuhan selama kunjungan tim WHO yang bertugas menyelidiki asal-usul Covid-19, di Wuhan, China, pada 3 Februari 2021 (Foto Reuters)
Petugas keamanan berjaga-jaga di luar Institut Virologi Wuhan selama kunjungan tim WHO yang bertugas menyelidiki asal-usul Covid-19, di Wuhan, China, pada 3 Februari 2021 (Foto Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kecurigaan virus Corona berasal dari laboratorium penelitian virus di Institut Virologi Wuhan, China, muncul lagi setelah dokumen intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkap bahwa tiga staf laboratorium virus di Wuhan sempat dirawat beberapa bulan sebelum China mengumumkan kasus perdana infeksi virus corona.

Kabar ini pertama kali terungkap dalam pemberitaan eksklusif Wall Street Journal (WSJ) pada Minggu (23/5). Berita itu dibuat berdasarkan laporan intelijen tersebut yang sebelumnya tak diungkap.

Dalam laporan yang diserahkan di akhir masa jabatan Presiden Donald Trump itu, sejumlah periset di lab Institut Virologi Wuhan mulai sakit pada November 2019. Dengan gejala seperti positif Covid-19.

China telah berulangkali menyangkal tuduhan kalau Covid-19 lolos dari laboratorium virus mereka. Maret lalu, ahli virologi Belanda, Marion Koopmans menyebut para pekerja laboratorium ini bisa jadi terkait dengan penyakit musiman. Hal ini diungkap dalam wawancara dengan NBC News.

Baca juga : Kapoksi Gerindra Tepis Komisi I Bakal Panggil Paksa Menhan

Namun penilaian Koopmans ditepis ahli virologi Rusia yang sekaligus pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dmitry Lvov, seperti dikutip Xinhua, kemarin. Menurutnya, Kekhawatiran atas asal usul Covid-19 buatan manusia tidak memiliki nilai apa pun.

"Virus Corona mulanya berkaitan dengan kelelawar. Seseorang dapat terinfeksi baik di ruangan di mana kelelawar menginap semalaman atau di gua tempat kelelawar biasanya hidup berkerumun," katanya.

Virologi Rusia yang juga pakar WHO Dmitry Lvov. (Foto Xinhua)
 
Ia menambahkan, sekitar 150 virus telah ditularkan dari hewan ke manusia selama penjinakkan hewan liar, kata Lvov kepada salah satu program saluran berita Rusia-24, pekan lalu.

"Seseorang bisa saja mengonsumsi daging dari hewan yang mempunyai hubungan ekologis dengan kelelawar, sehingga menjadi sumber utama infeksi," lanjutnya.

Peneliti WHO sebelumnya telah menghabiskan empat pekan di Wuhan dan sekitarnya bersama dengan peneliti  China, untuk melakukan investigasi asal usul SARS-CoV-2 (Covid-19).

Baca juga : Kasus Covid-19 Naik, Menkes Lapor Ke Presiden

Dalam laporannya pada Maret, mereka mengatakan,  virus penyebab Covid-19 kemungkinan menyebar dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain. Dikutip dari The Straits Times, para peneliti saat itu mengatakan bahwa "pengenalan melalui insiden laboratorium dsangat tidak mungkin."

Namun, beberapa pihak masih belum puas akan hal ini. Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu (26/5/2021) telah memerintakan intelijen AS untuk melakukan investigasi tentang hal itu. "Saya meminta komunitas intelijen untuk melipatgandakan upaya untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang dapat membawa kita lebih dekat ke kesimpulan yang pasti, dan untuk melaporkan kembali kepada saya dalam 90 hari," ujarnya.

"Sebagai bagian dari laporan itu, saya telah meminta bidang penyelidikan lebih lanjut yang mungkin diperlukan, termasuk pertanyaan spesifik untuk China," kata Biden.

Sebelumnya, dalam konferensi pers Jumat (21/5/2021), Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO mengatakan, setiap negara bebas untuk mengejar teorisoal asal usul virus Corona. "Ini dunia yang bebas," katanya

Baca juga : Kasus Covid-19 Di Bantul Bertambah 100 Orang

Tapi Ryan meminta agar pemerintah untuk bekerja sama dan menciptakan ruang bagi studi tentang asal usul virus. Menurutnya, politisasi dari masalah tersebut menempatkan WHO dalam posisi yang sangat tidak adil untuk memberikan jawaban yang diinginkan dunia.

"Maka kami meminta untuk memisahkan sains dari politik dan mari kita lanjutkan dengan menemukan jawaban yang kita butuhkan dalam suasana positif yang tepat," tandasnya.[MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.