Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Mahasiswa internasional akan diizinkan kembali ke Sydney dan kota-kota lain di negara bagian New South Wales (NSW) dari awal Juli lewat program percobaan.
Menteri Keuangan NSW Dominic Perrottet mengatakan, rencananya rombongan pertama akan datang 250 mahasiswa per dua minggu, kemudian akan menjalani karantina khusus di tempat akomodasi khusus.
Perrottet mengatakan angka 250 itu akan naik menjadi 500 mahasiswa di akhir tahun. Ia juga menjelaskan, program ini bukanlah bagian dari karantina hotel yang diberlakukan saat ini bagi warga Australia dan pemegang visa permanen untuk pulang.
Baca juga : Konsisten Jalankan Restrukturisasi, Operasional Pertamina Group Lebih Efisien
"Kami akan menjalankan program ini bersama dengan pemulangan tiga ribu warga Australia yang menjalani karantina hotel setiap minggu," terangnya.
Sebelum pandemi Covid-19, sekitar 250 ribu mahasiswa asing menempuh pendidikan di NSW. Ini merupakan sumber pendapatan ekonomi kedua terbesar di negara bagian tersebut. Sektor pendidikan memberikan lapangan kerja bagi sekitar 100 ribu orang.
Menurut Dominic, saat ini ada sekitar 50 ribu mahasiswa internasional yang berusaha untuk kembali ke NSW.
Baca juga : Telkom Hadirkan Pusat Data Terbesar Bertaraf Internasional
"Ini akan menjadi kemenangan besar bagi ekonomi NSW," kata Perrottet.
Ia memperkirakan kerugian selama pandemi terkait mahasiswa internasional adalah sekitar 5 miliar dolar Australia (Rp 54,7 miliar) bila kita tidak melakukan apa pun, kerugian itu akan bisa membengkak menjadi 11 miliar dolar Australia (Rp120,3 miliar) sampai akhir tahun depan.
Pemerintah NSW belum mengumumkan di mana persisnya lokasi fasilitas karantina untuk para mahasiswa tersebut. Namun Perrottet mengatakan, perundingan dengan pihak penyedia sedang dirampungkan.
Baca juga : Menkominfo Bantah Terjadi Black Out Internet Di Papua
Dia mengatakan proyek percontohan ini sudah disetujui Departemen Kesehatan NSW dan Polisi NSW, serta mendapat dukungan kuat dari Pemerintah Federal di Canberra.
Kesepakatan akhir akan diteken dalam waktu dekat. Sistem karantina untuk para mahasiswa, termasuk biaya perjalanan, akomodasi dan keamanan akan dibiayai universitas.
Rombongan mahasiswa internasional pertama yang tiba di NSW akan datang menggunakan pesawat sewaan khusus selama enam sampai delapan pekan, sebelum kemudian dialihkan ke penerbangan komersial.[MEL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya