Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Jenewa, Swiss, Rabu (16/6), membuahkan hasil positif. Keduanya nampak akur dan akrab selama diskusi bilateral.
Dua pemimpin Negara Adidaya ini sepakat melanjutkan pembicaraan nuklir yang terhenti dan mengembalikan duta besar masing-masing.
Saat ini, Duta Besar Rusia untuk AS, maupun Duta Besar AS untuk Rusia, ditarik pulang, setelah Biden mengumumkan putaran baru sanksi AS yang ditujukan untuk menghukum Rusia. Ini akibat serangan siber besar-besaran Rusia pada 2020 terhadap lembaga pemerintah Amerika.
Baca juga : Perkuat Lini Tengah, Persib Gaet Pemain Palestina
Akibatnya, operasi konsuler, visa, dan layanan diplomatik lainnya di kedua negara secara efektif terhenti.
Dalam konferensi pers, Putin mengatakan, pembicaraannya dengan Biden sangat produktif. “Tidak ada permusuhan,” katanya dikutip AFP, kemarin.
Hal senada juga dikatakan Biden yang menyebut ‘kopi darat’ keduanya baik dan positif. “Pembicaraan itu tidak dilakukan dalam suasana berlebihan. Semua berakhir baik,” sebutnya.
Baca juga : SMRC: Sandiaga Uno Dan Ridwan Kamil Tokoh Paling Disukai Di 2024
Malah Biden datang dengan membawa hadiah buat Putin. Ini adalah pertemuan pertama kalinya, di tengah hubungan dingin dengan pemimpin Kremlin itu sejak Biden menjabat.
Biden menghadiahi Putin patung kristal bison Amerika. Menurut pejabat Gedung Putih seperti dikutip Newsweek, bison dianggap sebagai salah satu mamalia paling agung di Amerika Serikat dan simbol kekuatan, persatuan, dan ketahanan.
Selain itu, Biden juga memberi Putin sebuah kacamata aviators khusus dari Randolph USA.
Baca juga : Wamenkumham Sebut RKUHP Solusi dari Over Kapasitas Lapas
Soal nuklir, AS membahas perpanjangan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START) dengan Rusia untuk lima tahun mendatang. Pertemuannya dengan Putin juga mencapai kesepakatan bahwa konsultasi tentang persenjataan nuklir akan dilanjutkan antara kedua negara.
New START merupakan satu-satunya perjanjian pengendalian senjata yang berlaku antara Washington dan Moskow. Sebelumnya, mantan Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF). Mirip dengan perjanjian INF, New START membatasi persenjataan nuklir Washington dan Moskow.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya