Dark/Light Mode

Demokrat Klaim Lebih Cair Bangun Koalisi Parpol

Sabtu, 29 Mei 2021 15:12 WIB
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani. (Foto: Ist)
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Masing-masing partai politik memiliki konsepsi dan cara pandang dalam  membangun koalisi, termasuk kriteria-kriteria yang dipersyaratkan dan dipedomani. Demokrat pun menilai, partai inilah yang paling matang dan berpengalaman dalam hal membangun koalisi.

"Dalam hal membangun koalisi, Partai Demokrat telah memiliki pengalaman selama dua periode mengawal pemerintahan SBY merajut dan mengkonsolidasikan koalisi partai pendukung pemerintah pada masa itu," kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani dalam rilisnya, Sabtu (29/5).

Dari pengalaman tersebut, lanjut Kamhar, Partai Demokrat memaknai politik  senantiasa cair dan dinamis. Sehingga prinsip koalisi senantiasa dibangun atas azas kesamaan kepentingan dan kesamaan cara pandang dalam mewujudkannya.

Baca juga : Demokrat: Hasto Fokus Saja Urus Harun Masiku!

"Secara garis besar di era reformasi ini pembagian partai politik terbagi atas dua kategori yaitu partai nasionalis dan partai Islam. Dalam prakteknya tak ada kendala dan masalah dalam membangun koalisi baik sesama partai nasionalis maupun antara partai nasionalis dengan partai Islam," jelasnya.

Kamhar menyebutkan, Partai Demokrat adalah partai nasionalis yang ideologinya pancasila dengan azas nasionalisme religius. Secara empirik, Partai Demokrat pernah berkoalisi dengan sesama partai nasionalis maupun dengan partai Islam. Selama koalisi, tak ada persoalan sama sekali. Malah saling menguatkan karena masing-masing partai politik memiliki keunggulan komparatif.

Merespon pernyataan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Kamhar menuturkan, sebenarnya faktor ideologi dan karakteristik Parpol tak menjadi pembatas koalisi. Dia pun membantah pernyataan Sekjen PDI Perjuangan terkait ini.

Baca juga : Kader PKK Perlu Lebih Fokus Bantu Atasi Stunting

"Secara empirik Partai Demokrat belum pernah berkoalisi dengan PDIP, namun tak ada hal yang sifatnya mendasar apalagi secara ideologis yang menjadi penghalang untuk kemungkinan membangun koalisi di kemudian hari. Ingat pameo dalam politik, tak ada kawan dan lawan yang abadi kecuali kepentingan," paparnya.

Terkait dengan upaya pendiskreditan terhadap Pak SBY yang dijuluki sebagai Bapak Bansos, Kamhar menegaskan, hal itu adalah sebagai ekspresi kekecewaan saja. Karena pada masa itu dua kali berturut-turut kalah dalam Pemilu berhadapan dengan Pak SBY.

"Semua yang mengerti ekonomi dan kebijakan publik bisa memahami dan menerima bahwa kebijakan Pak SBY pada masa itu sangat tepat dengan memberi program Bansos dan BLT untuk menjaga daya beli masyarakat. Ingat kala itu terjadi krisis ekonomi global pada 2008 dan sebagai kompensasi atas kenaikan BBM sehingga perekonomian nasional tetap terjaga dan terus tumbuh," tutupnya. [EDY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.