Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Keok Hadapi Taliban, Presiden Afghanistan Sowan Ke Biden

Senin, 21 Juni 2021 22:51 WIB
Presiden AS Joe Biden. (Foto Xinhua/Melina Mara)
Presiden AS Joe Biden. (Foto Xinhua/Melina Mara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menjelang penarikan tentara Amerika Serikat (AS) pada 1 September mendatang, Pemerintah Afghanistan ketar-ketir menghadapi Taliban. Pasalnya, kelompok yang dibentuk pada September 1994, dan mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Pakistan itu, terus bertindak agresif.

Setidaknya, 28 dari total 34 provinsi di Afghanistan diserang Taliban. Dari 28 provinsi tersebut, ada 30 distrik berhasil dikuasai mereka. Afghanistan terus mencoba mengambil alih kawasan dari Taliban.

Namun upaya perebutan wilayah ini tidak berjalan mulus. Afghanistan keok menghadapi Taliban. Pada Jumat kemarin (18/6), 24 tentara Afghanistan tewas dalam pertempuran untuk mengambil alih kembali distrik di provinsi Faryab.

Baca juga : Presiden Terpilih Iran Emoh Ketemu Biden

Melihat kondisi ini dan bagaimana situasi nanti setelah tentara AS hengkang dari Afghanistan,  Presiden Amerika Serikat Joe Biden bakal menerima Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Jumat (25/6) di Washington DC. 

"Kunjungan Presiden Ghani dan Ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Abdullah Abdullah akan menekankan kelanjutan kerja sama Amerika dan Afghanistan seiring dengan berlangsungnya penarikan pasukan," bunyi pernyataan pihak Gedung Putih dalam keterangan persnya dikutip Reuters, Senin (21/6/2021).

Ini merupakan pertemuan pertama bagi Biden dan Ghani. Diberitakan sebelumnya, ketegangan di Afghanistan meningkat sejak Biden memutuskan menarik ribuan personilnya di sana. Diberitakan, ketegangan bukan disebabkan secara langsung oleh penarikan pasukan, tetapi lebih kepada proses penarikan yang tidak sesuai harapan Taliban.

Baca juga : Dilantik Jadi Bupati Siak, PAN Minta Alfedri Lanjutkan Pengabdian Kepada Rakyat

Taliban menginginkan penarikan secara serentak pada Mei kemarin. Menurut Taliban, hal itu yang dijanjikan Presiden Amerika Donald Trump ketika mereka meneken perjanjian damai pada 29 Februari 2020. Sementara itu, Biden memilih penarikan secara bertahap dengan penarikan terakhir pada 11 September.

Salah seorang pejabat Pemerintah Afghanistan, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan, Ashraf Ghani ingin menagih komitmen Biden soal tetap membantu Afghanistan. Salah satunya soal dukungan terhadap Militer Afghanistan usai penarikan pasukan diselesaikan.

Awal Juni ini, Pentagon melaporkan, lebih dari 50 persen pasukan bersenjata meninggalkan Afghanistan. Paman Sam mengatakan bahwa ada sekitar 18 ribu penerjemahnya yang tengah mengalami kendala pemulangan dan masih menunggu giliran kembali ke negara asal. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.