Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Heran Kasus Covid RI Cepat Turun

Malaysia Iri Ke Kita

Senin, 6 September 2021 08:36 WIB
Penyekatan lalulintas yang dilakukan di Malaysia. (Foto: Anadolu Agency)
Penyekatan lalulintas yang dilakukan di Malaysia. (Foto: Anadolu Agency)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anjloknya kasus Covid-19 di Indonesia membuat seorang pimpinan parpol di Malaysia, Lim Kit Siang, iri. Dia pun langsung meminta Menteri Kesehatan Malaysia yang baru, Khairy Jamaluddin, untuk mengevaluasi kebijakan, agar Corona di negerinya juga bisa turun cepat. 
 
Lim Kit Siang merupakan pimpinan Partai Aksi Demokratik (The Democratic Action Party/DAP). Saat ini, dia menjadi salah satu anggota parlemen Malaysia. 
 
Lim membanding-bandingkan perkembangan kasus Corona yang terjadi di Indonesia dan Malaysia dalam dua pekan terakhir. Dia heran, mengapa kasus di Indonesia bisa turun tetapi di Malaysia masih melonjak. 

Baca juga : Kasus Baru Turun Hingga 5.403, DKI Masih Betah Di 5 Besar

"Bisakah Menteri Kesehatan yang baru, Khairy Jamaluddin, menjelaskan?" tanya Lim seperti dilansir Malay Mail, Jumat (3/8).
 
Padahal, lanjut Anggota Parlemen dari Iskandar Puteri itu, penduduk Indonesia jauh lebih banyak daripada Malaysia. Hampir 10 kali lipat. Malaysia hanya berpenduduk sekitar 30 juta jiwa, sedangkan Indonesia mencapai 272 juta jiwa.
 
"Mengapa Indonesia mampu mengurangi jumlah kasus baru dalam 16 hari berturut-turut. Jumlah kasus di Indonesia kini lebih rendah dari Malaysia. Di saat Indonesia mencatat 8.955 kasus baru pada Kamis (2/9), Malaysia justru 20.988," cecarnya.
 
Lim semakin heran saat melihat data-data penanganan Corona di Indonesia dan Malaysia. Dari sisi vaksinasi, per 3 September, penyuntikan dosis pertama vaksin Corona di Malaysia sudah mencapai 63,4 persen penduduk. Untuk dosis kedua atau dosis lengkap sudah 48,8 persen
 
Di hari yang sama, penyuntikan dosis pertama di Indonesia baru 24,5 persen. Sedangkan untuk dosis lengkap baru 14,1 persen. 
 
Lim pun mengingatkan, penanganan Covid-19 tak bisa hanya mengandalkan vaksinasi. Dia kepingin, Pemerintah Malaysia mencari cara yang lebih jitu dalam menangani Covid-19. "Agar kita bisa menang," harapnya.
 
Ahli epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman membenarkan, dalam beberapa hal, Malaysia lebih unggul dari Indonesia terkait penanganan pandemi. Selain vaksinasi, persentase testing di Malaysia juga lebih baik dibanding Indonesia. "Kurang lebih ya 8 kali lipat lebih banyak," kata Dicky, dalam keterangannya, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.