Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasus Covid-19 Turun, Menkes Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada

Selasa, 31 Agustus 2021 08:43 WIB
Menkes, Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers mengenai PPKM  secara virtual pada, Senin (30/8), (Sumber: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)
Menkes, Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers mengenai PPKM secara virtual pada, Senin (30/8), (Sumber: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengingatkan semua pihak untuk tetap berhati-hati dan waspada meskipun sejumlah indikator penanganan Covid-19, seperti kasus konfirmasi dan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit, telah menunjukkan perbaikan.  

Hal itu dikatakan, Menkes dalam Rapat Terbatas (Ratas) bersama Presiden Jokowi mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin (30/8)

“Di Ratas, Presiden memberikan pesan agar kita mensyukuri turunnya semua kasus konfirmasi dan juga BOR [bed occupancy rate] rumah sakit. Beliau juga berpesan agar kita semua tetap harus hati-hati, tetap eling lan waspada,” ungkap Menkes dalam keterangan pers secara virtual mengenai perkembangan PPKM terkini, Senin (30/8). 

Kewaspadaan tersebut, imbuh Menkes, juga ditekankan Presiden karena melihat peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi di negara lain. Selain itu, Indonesia juga harus belajar dari data dan pengalaman sebelumnya. 

Baca juga : Kasus Turun, Bukan Berarti Corona Sudah Terkendali Lho

Budi memaparkan, lonjakan kasus yang terjadi pada awal Januari dan Juli tahun ini semuanya disebabkan karena adanya peningkatan mobilitas masyarakat. 

“Peningkatan mobilitas yang luar biasa, yang selalu diikuti seminggu atau dua minggu sesudahnya dengan kenaikan jumlah kasus yang nanti akan sampai di puncaknya dalam 4-8 minggu,” ujarnya. 

Oleh karena itu, Menkes mengingatkan agar pelonggaran kegiatan masyarakat dilakukan dengan penuh kehati-hatian. 

“Kita harus waspada, kasus sudah turun jangan grusah-grusuh, kemudian mengendorkan semuanya, sehingga akibatnya naik lagi mobilitasnya dan kita alami lagi kenaikan, lonjakan gelombang berikutnya,” tegasnya. 

Baca juga : Bantu Pulihkan Ekonomi, Parfum Inoku Ajak Masyarakat Wirausaha Mandiri

Dalam rapat itu, Presiden juga meminta jajarannya untuk menyusun strategi untuk menghadapi pandemi dalam jangka panjang, terutama terkait penerapan protokol kesehatan (prokes) 

“Beliau juga menekankan bahwa harus ada strategi transisi yang jelas dari pandemi dan endemi terutama dengan sosialisasi prokes. Dan vaksinasi harus dipercepat, kalau bisa bisa mencapai angka 100 juta dosis di dalam akhir bulan ini,” pintahnya

Lebih lanjut, Budi menyampaikan, kehadiran varian Delta di sejumlah negara di dunia telah menyebabkan kenaikan kasus yang cukup tinggi, baik dari kasus konfirmasi maupun perawatan dan kematian. Ini terjadi di negara-negara dengan cakupan vaksinasi lengkap yang sudah cukup tinggi. 

“Hampir semua negara yang kenaikannya tinggi, termasuk di Indonesia itu disebabkan karena adanya mutasi baru varian Delta yang sekarang sudah hampir tersebar di seluruh dunia. Ini yang sulit ditebak. Karena semakin lama dunia menunda vaksinasi, pasti di satu daerah terjadi penularan dan varian baru itu timbul karena adanya penularan,” ujarnya. 

Baca juga : Luhut Ingin Kita Super Waspada

Selain itu, imbuh Budi, terdapat beberapa varian baru yang juga tengah diselidiki, seperti varian Lamda yang ada di Amerika Selatan. 
Untuk mengantisipasi varian baru tersebut, Menkes  akan meningkatkan kapasitas dari tes genome sequencing. 

“Tes genome sequensing untuk mengetahui varian baru ini di tahun 2020 kita lakukan sembilan bulan sebanyak 140 tes, yang sekarang dalam waktu delapan bulan kita sudah melakukan 5.788 tes atau sekuens,” tuturnya. 

Menkes menambahkan, pihaknya memiliki kapasitas pengetesan sejumlah 1.700-1.800 per bulan yang akan dimaksimalkan untuk bisa melakukan monitoring seperti apa penyebaran varian baru tersebut dan bagaimana cara mengantisipasinya. 

“Memang sulitnya varian baru ini di luar kemampuan kita untuk mencegah agar tidak terjadi, yang penting bagaimana kita bisa bereaksi kalau ini ada,” pungkasnya. [MFA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.