Dark/Light Mode

Gaet Milenial, KLHK Luncurkan Rumah Ko-Kreasi Pelayanan Perhutanan Sosial 4.0

Senin, 26 Agustus 2019 19:50 WIB
Acara seminar dan peluncuran Rumah Ko-Kreasi Pelayanan Perhutanan Sosial 4.0 di Bulukumba, Sulawesi Selatan, Minggu (25/8). (Foto: Humas KLHK).
Acara seminar dan peluncuran Rumah Ko-Kreasi Pelayanan Perhutanan Sosial 4.0 di Bulukumba, Sulawesi Selatan, Minggu (25/8). (Foto: Humas KLHK).

RM.id  Rakyat Merdeka - Strategi nasional pemerataan ekonomi dan pembangunan daerah menjadi tulang punggung menuju Indonesia maju, berkeadilan dan inklusif.

Untuk mempercepat pengentasan kemiskinan, pembangunan daerah dan penurunan disparitas antar wilayah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengembangkan kelembagaan dan teknologi informasi dalam pemberian izin akses legal perhutanan sosial.

Bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, KLHK meluncurkan Rumah Ko-Kreasi Pelayanan Perhutanan Sosial 4.0, Minggu (25/8).

Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Bambang Supriyanto mengungkapkan, untuk mendukung tujuan pembangunan nasional, KLHK menyediakan 12,7 juta hektare kawasan hutan untuk dikelola secara optimal dan berkelanjutan oleh kelompok-kelompok masyarakat atau badan pengelola perekonomian desa.

"Sebagai upaya penyelarasan antara percepatan pemberian akses legal perhutanan sosial dan percepatan pembangunan daerah, serta memaksimalkan kemajuan digital, maka diinisiasi penyelenggaraan Rumah Ko-Kreasi Pelayanan Perhutanan Sosial 4.0 di Bulukumba, Sulawesi Selatan ini," ujarnya.

Baca juga : Anggota Manggala Agni Kecelakaan Saat Padamkan Karhutla, KLHK Berduka

Secara umum proses ko-kreasi tata kelola Perhutanan Sosial 4.0 bertujuan untuk menggalang dukungan berbagai pihak agar secara proaktif bersama-sama melakukan upaya-upaya pemajuan daerah, peningkatan kesejateran warga dan pelestarian kekayaan alam.

Pemerintah pusat dan daerah dengan dukungan publik, milenial dan pemuda desa kemudian berkolaborasi berbasis pada kebudayaan, ekonomi digital dan teknologi informasi.

"Kita ciptakan momentum baru bersama milenial untuk menggerakkan semua kekuatan dan peluang dalam percepatan pembangunan daerah yang maju, sejahtera dan berkelanjutan," ujar Bambang Supriyanto.

Proses ko-kreasi Perhutanan Sosial 4.0 dibangun di Sulawesi Selatan melalui serangkaian kegiatan dengan menggunakan cara kerja baru Kerja Bareng Jemput Bola Perhutanan Sosial 4.0.

Proses tersebut antara lain audiensi dengan pimpinan daerah yaitu gubernur dan bupati, diskusi terfokus dengan OPD terkait kegiatan di Kabupaten Bulukumba, coaching clinic pelayanan akses legal perhutanan sosial, jemput bola pelayanan akses legal perhutanan sosial ke desa-desa sasaran, serta pembangun Rumah Ko-Kreasi Pelayanan Perhutanan Sosial 4.0.

Baca juga : Menteri Siti : Selamat Jalan Asmara, Sang Pahlawan Langit Biru

Secara keseluruhan rangkaian kegiatan ini berlangsung dalam kurun waktu 25 hari dengan pelibatan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan berbagai dinas terkait.

Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Abdul Hayat mengungkapkan, Perhutanan sosial tidak berhenti pada pemberian izin legal terhadap usulan-usulan kelompok masyarakat untuk memanfaatkan kawasan hutan.

"Perhutanan sosial diharapkan memberikan kontribusi sosial, ekonomi dan lingkungan yang berujung pada kesejahteraan dan keadilan sosial-ekologis,” tutur Abdul Hayat.

Di era 4.0, perhutanan sosial diarahkan dapat mengawal proses tersebut di atas dengan menjembatani dunia nyata (analog) dan dunia maya (digital).

Perhutanan sosial 4.0 akan mendorong kreativitas, imajinasi serta kolaborasi untuk membawa hasil-hasil dan aktivitas di kawasan perhutanan sosial ke dunia maya (digital).

Baca juga : Indonesia Optimis Penuhi Komitmen Kesepakatan Paris

Bambang Supriyanto menjelaskan, Perhutanan Sosial 4.0 akan dapat melaksanakan berbagai program antara lain pemasaran digital, pemanfaatan market place, pembuatan aplikasi, serta ajang belajar bersama.

"Rumah ko-kreasi hadir untuk menjadi penghubung pengetahuan (knowledge hub) dan kecerdasan kolektif (collective intelligence) untuk mengawal keberlanjutan di kawasan perhutanan sosial bersama masyarakat dan generasi muda/milenial," ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.