Kemnaker Dorong Serikat Pekerja Perempuan dan Manajemen Dialog

 Sebelumnya 
Melalui dialog sosial, serikat pekerja perempuan dapat membahas pentingnya membangun budaya zero tolerance for harassment, termasuk terhadap pelecehan dan kekerasan seksual. Dengan demikian, perempuan dapat merasa lebih aman dan nyaman saat bekerja.

"Sesuai arahan Menteri Ketenagakerjaan Bu Ida Fauziyah, kalau perusahaan punya komitmen, orang tidak berani macam-macam melakukan kekerasan atau pelecehan seksual," sebut mantan Sekjen Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) itu.

Baca juga : Kemnaker Dongkrak Peran dan Fungsi Pengantar Kerja

Kemnaker, sambung Anwar, juga telah berpedoman kepada Sustainable Development Goals (SDGs) mengenai pengarusutamaan gender dan promosi pekerjaan yang layak.

Juga, mencerminkan adanya kerangka dan standar internasional yang mengatur kesetaraan gender, Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW), Deklarasi Beijing dan Mimbar Aksi untuk Pemberdayaan Perempuan, Konvensi inti ILO, serta Deklarasi, Konsensus, dan Rencana Kerja ASEAN.

Baca juga : Bangun Ekonomi Inklusif, Kemnaker Dorong Pelatihan Online

Semua pedoman dan kebijakan tersebut, bebernya, dihasilkan dari dialog-dialog sosial yang dilakukan di antara Pemerintah dan organisasi. Hal ini sebagai rujukan dalam penyusunan strategi khusus Kemnaker.

"Kami berharap strategi ini bermanfaat bagi transformasi Indonesia yang lebih produktif dan kompetitif, dengan memajukan kesetaraan gender dan perlakuan yang sama bagi semua pekerja perempuan dan laki-laki," tutup Anwar. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.