Dark/Light Mode
Dalang Wayang Politik
Sebelumnya
Duryudana melanggar aturan perang. Dengan menyerang pada malam hari, Kurawa akan mudah mengalahkan Pandawa. Prabu Kresna tahu rencana jahat Kurawa. Maka, tanpa membuang waktu, Kresna minta Gatotkaca untuk maju menghadapi senopati Kurawa. Selain memiliki wadya bala raksasa, anak Bima tersebut memiliki ketajaman mata melihat musuh dalam kegelapan malam.
Baca juga : Virus Korupsi Durga
Adipati Karna tidak menyangka kalau Gatotkaca yang maju menghadapi dirinya. Sebetulnya, Adipati Karna berharap Arjuna yang akan bertanding. Perang tanding pasukan Awangga dan Prenggondani tidak terhindarkan. Keduanya saling serang dalam gelapnya malam. Korban mulai berjatuhan dari kedua belah pihak.
Baca juga : Legacy Kepemimpinan Sang Ratu
Adipati Karna sempat kerepotan menandingi Gatotkaca. Melihat bala tentaranya mulai terdesak, Karna melepaskan senjata pamungkasnya yaitu panah sakti Kunta Wijayandanu. Sebetulnya Gatotkaca bisa saja menghindar dari kejaran panah Karna. Dengan jalan bersembunyi di balik awan. Namun, rupanya takdir menentukan lain. Gatotkaca gugur di medan laga dalam peperangan yang digelar pada malam hari.
Baca juga : Di Balik Hacker Data Khayangan
“Gatotkaca gugur karena emosi dan melanggar aturan perang, Mo,” sela Petruk, membuyarkan lamunan Romo Semar. “Betul, Tole. Sama halnya dengan sepak bola. Pentingnya mengontrol emosi saat jago kita kalah. Karena kalah menang hal yang biasa dalam pertandingan. Dan yang tidak kalah penting adalah edukasi penonton untuk dapat menerima kekalahan,” papar Romo Semar. [Oye]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
