Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
RM.id Rakyat Merdeka - Pada awal tahun 1990-an, sebelum menyelesaikan program Master Bisnis, setiap siswa diwajibkan mengambil kelas tambahan yaitu Artificial Intelligence (AI), Database Support System (DSS), dan Data Security (DS). Hal ini untuk membekali pengetahuan tentang pentingnya keamanan data-data bisnis perusahaan maupun pemerintahan. Secanggih apa pun sebuah sistem, kalau keamanan datanya rapuh, maka dengan mudah data tersebut dapat dicuri untuk kepentingan pihak tertentu. Di era digital seperti sekarang ini, penguasaan informasi sebuah negara sangat strategis sebagai kekuatan teknologi Cyber. Untuk itu, upgrade sumber daya di bidang Cyber Security dan Data Scientist menjadi keniscayaan.
Baca juga : Amarta Swasembada Energi
“Sedang trending obral data murah Mo. Mau paket data pribadi atau data borongan tinggal pilih,” celetuk Petruk, sok tahu. Romo Semar tidak begitu tertarik nimbrung urusan kebocoran data yang makin masif akhir-akhir ini. Semar sedang galau dengan intennya curah hujan di berbagai daerah. Salah musim atau salah mongso sedang melanda wilayah Nusantara. Jangan sampai bencana di Pakistan terjadi di Bumi Pertiwi ini. Ancaman bencana Global Warming dan Climate Change sudah di depan mata. Kalau sampai mitigasi bencana tidak diantisipasi, bukan tidak mungkin kita akan mengalami bencana kemanusiaan yang dahsyat.
Baca juga : Jalan Tengah BBM Subsidi
Seperti biasa, kopi pahit dan pisang rebus selalu setia menemani sarapan pagi Romo Semar. Aroma asap rokok klobot dan bakaran menyan menyebar di teras depan rumah sederhana padepokan Klampis Ireng. Kepulan asap rokok membawa flashback ke zaman Mahabarata di mana perang Baratayuda sudah tidak bisa dihindari.
Baca juga : Kegamangan Durna Kepada Bima
Kocap kacarito. Gagalnya Prabu Kresna sebagai duta pamungkas Pandawa untuk meminta kembali separuh kerajaan Hastina dari cengkeraman para Kurawa sebagai pemicu terjadinya perang Baratayuda. Yaitu perang saudara antar darah Barata dalam memperebutkan tahta kerajaan Hastina. Berbagai cara dan diplomasi untuk mencari jalan keluar tidak berhasil. Akhirnya para dewa setuju bahwa penyelesaian perebutan tahta Hastina harus melalui jalan perang.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.