Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tarhib Ramadhan (1)

Mengukur Kadar Kemabruran Puasa

Minggu, 19 Maret 2023 06:49 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Namun, ia selalu berdoa dengan khusyuk agar dikaruniai keturunan. Akhirnya doanya dikabulkan dan lahirlah seorang putra tampan, cerdas, dan kemudian menjadi nabi.

Akhirnya, ia diminta mewujudkan rasa syukurnya dengan berpuasa untuk bicara selama tiga malam. (Q.S. Maryam/18:2-10).

Ayat ini mengisyaratkan salahsatu sifat utama puasa ialah mengendalikan mulut bukan hanya untuk tidak makan dan tidak minum, tetapi juga untuk tidak banyak bicara.

Baca juga : Sikap Nabi Mengatasi Perbedaan

Kalangan ulama khawas menyerukan kita untuk sesekali berpuasa dalam suasana sunyi senyap untuk mengingat Allah swt, sebagaimana dalam firman-Nya: “Sunyi senyaplah segala suara karena (takut) kepada Allah Yang Maha Pengasih, sehingga tiada Ellah Swt, sebagaimana dalam firman-Nya: “Sunyi senyaplah segala suara karena (takut) kepada Allah Yang Maha Pengasih, sehingga tiada Engkau dengan kecuali suara halus (bunyi telapak kaki)”. (Q.S. Thaha/20:108).

Dalam hadis Nabi juga ditemukan beberapa hadis yang menasehatkan agar kita membatasi diri untuk bicara, apalagi bicara sembarangan.

Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat maka hendaklah berkata dengan baik atau lebih baik diam”.

Baca juga : “Masuklah Melalui Pintu Yang Berbeda-beda”

Seruan dan peringatan Allah SWT dan Rasul-Nya agar manusia membatasi diri untuk bicara, terutama jika yang dibicarakan itu menyangkut aib atau fitnah yang dapat menghancurkan nama baik orang lain, sangat banyak mendapatkan banyak penekanan.

Ini bisa dimaklumi bahwa pembicaraan yang dapat menjadi malapetaka orang lain selalu terjadi di dalam sejarah umat manusia tanpa membedakan etnik dan agama.

Banyak lagi perumpamaan yang amat buruk bagi orang yang tega menghancurkan orang lain melalui fitnah dan tudingan disebutkan di dalam Al-Qur’an:

Baca juga : Mengeliminir Keserakahan (2)

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”. (Q.S. Al-Hujurat/49:12).■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.