Dark/Light Mode

Tausiah Politik
RM.id Rakyat Merdeka - Bulan Ramadhan sebentar lagi menjumpai kita. Tentu kita semua berhaarap semoga amaliah-amaliah Ramadhan kita yang akan datang membawa berkah secara khusus bagi bangsa Indonesia, khususnya umat Islam Indonesia.
Insya Allah di dalamnya umat Islam melakukan berbagai macam ibadah ritual, seperti puasa di siang hari, tarawih, shalat lail, sahur, dan berbagai macam ibadah lainnya di malam hari.
Namun, perlu diingat tidak semua ibadah maqbul (diterima) dan memberikan efek positif secara holistic (mabrur).
Berita Terkait : Sikap Nabi Mengatasi Perbedaan
Semua ibadah mabrur sudah pasti maqbul tetapi tidak sebaliknya. Boleh jadi puasa kita sah secara Syari’ah tetapi belum mabrur.
Tujuan puasa sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an: La’allakum tattaqun (agar kalian meraih ketaqwaan).
Untuk meraih puasa maksimum (maqbul dan mabrur) sudah barangtentu puasa itu harus dilakukan secara total.
Berita Terkait : “Masuklah Melalui Pintu Yang Berbeda-beda”
Selama ini, jika berbicara tentang puasa hanya menekankan standard minimumnya, yaitu menahan makan, minum, dan berhubungan suami-isteri, yang notabene masih terlalu bersifat fisik.
Padahal puasa dalam maqam lebih tinggi memuasakan seluruh dimensi diri kita, baik lahir maupun batin kepada Allah SWT.
Menarik untuk disimak kisah Nabi Zakaria di dalam Q.S. Maryam. Ia sangat berharap memiliki anak keturunan tetapi agak pesimis, karena dirinya sudah “tulangnya sudah rapuh dan rambutnya sudah beruban sementara isterinya selain sudah tua juga mandul”.
Selanjutnya