Dark/Light Mode

Tarhib Ramadhan (1)

Mengukur Kadar Kemabruran Puasa

Minggu, 19 Maret 2023 06:49 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Bulan Ramadhan sebentar lagi menjumpai kita. Tentu kita semua berhaarap semoga amaliah-amaliah Ramadhan kita yang akan datang membawa berkah secara khusus bagi bangsa Indonesia, khususnya umat Islam Indonesia.

Insya Allah di dalamnya umat Islam melakukan berbagai macam ibadah ritual, seperti puasa di siang hari, tarawih, shalat lail, sahur, dan berbagai macam ibadah lainnya di malam hari.

Namun, perlu diingat tidak semua ibadah maqbul (diterima) dan memberikan efek positif secara holistic (mabrur).

Baca juga : Sikap Nabi Mengatasi Perbedaan

Semua ibadah mabrur sudah pasti maqbul tetapi tidak sebaliknya. Boleh jadi puasa kita sah secara Syari’ah tetapi belum mabrur.

Tujuan puasa sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an: La’allakum tattaqun (agar kalian meraih ketaqwaan).

Untuk meraih puasa maksimum (maqbul dan mabrur) sudah barangtentu puasa itu harus dilakukan secara total.

Baca juga : “Masuklah Melalui Pintu Yang Berbeda-beda”

Selama ini, jika berbicara tentang puasa hanya menekankan standard minimumnya, yaitu menahan makan, minum, dan berhubungan suami-isteri, yang notabene masih terlalu bersifat fisik.

Padahal puasa dalam maqam lebih tinggi memuasakan seluruh dimensi diri kita, baik lahir maupun batin kepada Allah SWT.

Menarik untuk disimak kisah Nabi Zakaria di dalam Q.S. Maryam. Ia sangat berharap memiliki anak keturunan tetapi agak pesimis, karena dirinya sudah “tulangnya sudah rapuh dan rambutnya sudah beruban sementara isterinya selain sudah tua juga mandul”.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.