Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bukan Debat, Hanya Klarifikasi

Kamis, 10 Januari 2019 07:09 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka - AkbarTandjung, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, menyatakan keherannya setelah mengetahui “kebocoran” pertanyaan-pertanyaan yang bakal diajukan kepada para calon presiden dan calon wakil presiden pada acara “Debat Capres-Cawapres” tanggal 17 Januari nanti.

Yang membocorkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kenapa? “Pembocoran kisi-kisi materi debat presiden-wakil presiden merupakan kesepakatan semua pihak,” kata Ketua KPU, Arief Budiman sejujurnya. Awalnya, KPU membantah sengaja membocorkan pertanyaan-pertanyaan debat. Yang membocorkan kepada publik pasti anggota Tim Sukses kedua belah pihak.

Baca juga : Upaya Mendiskreditkan TNI

Kisi-kisi adalah istilah yang sangat populer di dunia kampus Indonesia. Menjelang ujian semester, mahasiswa biasanya minta dosennya memberikan kisi-kisi soal ujian. Karena permintaan diajukan sambil “merengek” dan terus-menerus dengan suara keras, dosen pun merasa iba. Maka, diberikanlah sedikit “bocoran”, sehingga mahasiswa diberitahukan konsentrasi pada pertanyaan-pertanyaan ini. Selebihnya boleh diabaikan.

Akbar Tandjung heran, kalau peserta debat sudah tahu apa kira-kira yang bakal ditanyakan oleh Moderator dalam acara debat, apa itu masih bisa disebut debat? Harian ini malah bertanya: “Mau debat atau lomba hafalan?” Lebih keras lagi kritik yang dilontarkan Wakil Presiden, Jusuf Kalla. “Kalau pertanyaannya dibuka duluan, berarti timnya yang akan menjawab; padahal yang mau diuji adalah kemampuan pasangan!”

Baca juga : Soal Bocoran Debat, JK Sejalan Dengan Oposisi

Sebenarnya, di balik jawaban Ketua KPU bahwa pembocoran kisi-kisi pertanyaan debat atas kesepakatan semua pihak mengandung makna yang dalam, meski sinis, yaitu ada keraguan terhadap kemampuan peserta debat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang meluncur dari mulut Moderator.

Kalau peserta debat terkejut, grogy, dan wajahnya berubah merah karena gelagapan menerima pertanyaan yang di luar dugaan dan tak mampu dijawabnya, apa yang bakal terjadi? Sama juga merendahkan martabat calon presiden atau calon wakil presiden bukan?
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.