Dark/Light Mode

Soal Bocoran Debat, JK Sejalan Dengan Oposisi

Rabu, 9 Januari 2019 09:05 WIB
Wapres Jusuf Kalla saat memberi sambutan dalam acara Silaturahmi Akhir Tahun 2018 di Ballroom Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Desember 2018. (Foto: IG Wapres RI)
Wapres Jusuf Kalla saat memberi sambutan dalam acara Silaturahmi Akhir Tahun 2018 di Ballroom Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Desember 2018. (Foto: IG Wapres RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wapres Jusuf Kalla (JK) sudah pasti bagian dari pemerintah. Pak JK juga sudah memutuskan berada di barisan pendukung Jokowi di Pilpres ini. Tapi, saat ditanya soal kebijakan KPU membocorkan materi Debat Capres-Cawapres, Pak JK memilih sejalan dengan oposisi. Ikut menyentil KPU dan mengkritik keras soal itu. Kata JK, jika materi debat dibocorkan terlebih dahulu, masyarakat tidak akan bisa mengetahui kemampuan Capres-Cawapres menjawab pertanyaan secara langsung.

Kritikan itu disampaikan JK di Istana Wapres, Selasa (8/1). Menurut dia, kebijakan KPU memberikan terlebih dahulu pertanyaan untuk debat, kurang tepat. "Mestinya kalau kita ingin menilai kemampuan secara pribadi dalam hal kampanye, ya mestinya jangan dibuka," ujar JK.

JK menilai, KPU tidak mengakomodasi tujuan debat yakni sebagai sarana bagi publik untuk mengetahui kemampuan pasangan Capres dan Cawapres dalam menjawab permasalahan langsung. Soalnya, tim sukses masing-masing pasangan calon akan merapatkannya terlebih dahulu. Jadi, jawaban yang muncul saat debat adalah yang sudah dirapatkan, bukan spontan.

"Nah kalau itu dibuka duluan, berarti yang menjawabnya tim. Padahal  yang mau diuji adalah yang bersangkutan. Saya sendiri kurang pas melihat pertanyaan, nanti itu dirapatkan tim dulu. Nanti yang pantas jadi wapres ya tim itu," sentilnya.

Padahal, publik hendak mengetahui kemampuan masing-masing pasangan calon, untuk menyelesaikan masalah dengan menjawab pertanyaan dalam debat Pilpres. JK pun mencontohkan dirinya yang sudah tiga kali ikut debat spontan. "Saya sudah tiga kali (ikut debat) terjadi begitu, tiba-tiba saja judulnya masalah ekonomi, ya kami sendiri harus menjawabnya. Itu yang banyak hal perlu ditanggapi pribadi yang bersangkutan agar rakyat memiliki pilihan yang jelas," bebernya.

Baca juga : Bersatu, Jangan Cuma Omdo

JK juga mengusulkan penyampaian visi dan misi kedua pasangan Capres-Cawapres disampaikan pada saat awal debat. Jadinya, tema debat kedua pasangan capres-cawapres fokus seputar visi dan misi tersebut. "Jika tidak ada suatu bahan yang bisa dikritik, yang dikritik hanya perilaku," katanya.

JK yang juga Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf mengatakan, timnya telah melakukan rapat sebanyak tiga kali untuk membahas visi dan misi dari pasangan nomor urut 01 tersebut. Visi dan misi secara tertulis akan dimasukkan ke KPU.

Namun, JK menepis dirinya yang membekali Jokowi-Ma'ruf menghadapi debat nanti. Menurut dia, itu urusan Ketua TKN Erick Thohir. "Saya tidak, Erick itu yang punya timnya," imbuhnya. Meski demikian, JK menyadari tak bisa mengintervensi KPU sebagai penyelenggara pemilu yang independen, dan menyerahkan segala konsekuensinya terkait kebijakan tersebut.

"KPU yang mewujudkan boleh atau tidaknya, saya yakin juga Capres Cawapres pasti menyampaikan juga dalam berbagai kesempatan," tandas JK.

Untuk diketahui, KPU akan menerapkan dua model lontaran pertanyaan pada Debat Capres Cawapres Pemilu 2019. Salah satunya, model pertanyaan terbuka. Pada model ini, KPU akan memberikan daftar pertanyaan ke pasangan capres cawapres, sepekan sebelum debat. Debat pertama akan diselenggarakan pada 17 Januari 2019. Daftar pertanyaan paling lambat sampai ke tangan pasangan calon, 10 Januari 2019.

Baca juga : Jokowi Sepedaan Dengan Rini

Menanggapi kritikan JK, Ketua KPU Arief Budiman menyebut, dalam debat tak semua pertanyaan yang disiapkan akan diberikan ke pasangan calon. "Hanya pertanyaan dari dua segmen debat yang diberikan ke pasangan calon," ujarnya di Kantor KPU, Selssa (8/1).

 Ada enam segmen dalam debat pertama pilpres pada 17 Januari mendatang. Hanya di segmen kedua dan ketiga, yang akan diisi dengan pertanyaan dari moderator ke pasangan calon. "Itu pertanyaan yang dibikin panelis. Dan, pasangan calon tak tahu pertanyaan nomor berapa yang diberikan," imbuh Arief.

Sementara pada segmen keempat dan kelima, akan ada pertanyaan yang dilemparkan antar pasangan calon. Nah, di dua segmen ini, capres dan cawapres tak akan tahu pertanyaan yang diberikan pasangan lain. Dua segmen berikutnya, pertanyaannya tertutup.

"Jadi sebetulnya ya masih setengah-setengahlah. Setengah terbuka," ujarnya. Arief menilai, konsep pertanyaan terbuka dan tertutup ini tak akan mengurangi substansi debat capres. Meski ada pertanyaan terbuka, setiap pasangan calon akan menanggapi jawaban lawannya. Di sinilah tercipta interaksi dan saling lempar argumen antar pasangan.

"Nanti ada pasangan menanggapi. Tanggapannya nanti seperti apa, kemudian atas tanggapan itu bisa ditanya lagi. Jadi sebetulnya rasanya tetap rasa debat, jelas Arief.

Baca juga : Badan Pekerja Pilih Sembilan Anggota Dewan Pers

Sementara, kedua kubu capres cawapres sudah siap menghadapi debat. Di kubu Jokowi, tak ada persiapan khusus dalam menghadapi debat pertama. "Semua didasarkan karakter pemimpin. Aspek hal yang otentik, karakter kepemimpinannya ditampilkan apa adanya. Pak Jokowi dengan pengalaman luar biasa beliau. Kemudian Kiai Ma'ruf tidak lepas dari sosok ulama yang hadir di tengah rakyat," ujar Sekretaris TKN Jokowi-Maruf, Hasto Kristiyanto di Posko Cemara, Selasa (8/1).

Sementara, anggota Tim BPN Prabowo-Sandi, Ahmad Riza Patria mengungkapkan kesiapan jagonya dalam berdebat. Termasuk, menghadapi tema HAM yang kerap menjadi bahan untuk menyerang Prabowo. "Soal HAM nggak ada masalah, sejak dulu juga 2014 nggak ada masalah. Masyarakat sudah tahu," ujarnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.