Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menggapai Kesejukan Beragama (56)

Bersahabat dengan Globalisasi

Kamis, 5 Desember 2019 06:59 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Jangan pernah memusuhi globalisasi. Sebaliknya, kita perlu bersahabat dengan globalisasi. Jika tidak, maka akan berhadapan dengan berbagai macam ketegangan. Baik yang bersifat internal di dalam diri sendiri dalam bentuk terjadinya kepribadian ganda (split personality) maupun ketegangan dari luar dalam bentuk terjadinya alienasi dan celaan orang banyak.

Yang paling tepat ialah melakukan penyiapan diri di dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi dengan kehadiran nilai-nilai global, seperti peradaban millenial dan sebagainya.

Baca juga : Me-Universalkan Kearifan Lokal

Trend dan prediksi Al-Qur’an dan hadis tentang globalisasi amat jelas: Sebuah tantangan yang harus dihadapi dengan penuh persiapan. Salah satu misi Nabi Muhammad SAW ialah untuk mentransformasikan umat manusia dari kungkungan fanatisme primordial (qabiliyyah) menuju masyarakat global (ummah).

Dengan demikian, globalisasi menjadi salah satu konsekwensi dan tantangan yang harus dihadapi. Islam sebagai sistem nilai yang berobsesi untuk mewujudkan rahmat dan kasih sayang untuk semesta alam (rahamatan lil-‘alamin).

Baca juga : Belajar Kearifanmas dari Walisongo (2)

Nilai-nilai ajaran Islam, selain harus melintasi batas-batas geografis juga harus lapis-lapis kultural. Nabi Muhammad SAW begitu optimis memperkenalkan Islam sebagai system nilai terbuka. Banyak langkah yang ditempuh Nabi untuk menyiapkan pangkalan pendaratan Islam sebagai agama global.

Di antaranya, Nabi pernah menyerukan: “Tuntutlah ilmu sampai ke tanah Cina”. Walaupun di sana belum ada muslim, tetapi saat itu negeri Cina sudah mengenal peradaban tinggi. Nabi juga mengirim beberapa tim ekspedisi ke negara-negara Eropa.

Baca juga : Belajar Kearifan dari Walisongo

Nabi aktif berkorespondensi dengan pusat-pusat kerajaan Super power, seperti Kerajaan Romawi-Bizantium di Barat dan Kerajaan Persia sekarang Iran. Nabi juga pernah menegaskan: Hikmah atau kebenaran ada di mana-mana, maka ambillah karena itu milik Islam.

Nabi juga mengharuskan umatnya, tanpa membedakan kelas dan jenis kelamin untuk menuntut ilmu: “Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim”. Banyak lagi kebijakan Nabi yang bisa dimaknai penyiapan umat untuk menyongsong masyarakat global. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.