Dark/Light Mode
Moderasi Beragama Di Indonesia (25)
Antara Deradikalisasi Dan Deliberalisasi (Bagian 1)

Tausiah Politik
RM.id Rakyat Merdeka - Dua kata yang sering membuat kalangan umat beragama, khususnya umat Islam gerah, yaitu radikalisme dan liberalisme pemahaman agama. Radikalisme adalah sebuah faham yang berusaha memahami dalil-dalil dan ajaran agama lebih ketat sehingga melahirkan pandangan dan perilaku keagamaan yang tegas dan keras (radikal).
Sedangkan liberalisme adalah sebuah faham yang berusaha memahami dalil-dalil dan ajaran agama lebih longgar sehingga melahirkan pandangan dan perilaku keagamaan yang sangat moderat (liberal).
Kedua aliran ini mempunyai kelompok pendukung di dalam masyarakat. Bahkan keduanya memiliki kelompok fanatik yang mengklaim alirannyalah yang paling benar dan berusaha merumuskan logika untuk memperkuat pendapatnya sambil mencari kelemahan kelompok selainnya.
Kelompok radikal, yang biasa juga disebut garis keras atau fundamentalis, selalu berusaha dan berjuang untuk membentengi umat dengan berbagai jargon, seperti kembali kepada Qur’an dan sunnah, kelompok pembela Islam, amar makruf nahi munkar, fi sabilillah, kelompok mujahidin, pembela Islam dan berbagai jargon keagamaan lainnya. Yel-yelnya juga menggunakan kalimat-kalimat suci seperti “Allahu akbar” dan yel-yel lainnya. Kelompok ini juga biasanya memiliki atribut-atribut pakaian dan identitas fisik yang gampang dikenali bahwa mereka adalah bagian dari kelompok itu.
Baca juga : Deradikalisasi = Deislamisasi?
Ciri-ciri gerakan mereka memiliki kelompok jamaah dan memang sering melakukan berbagai kegiatan dengan cara berjamaah. Mereka memiliki semangat juang dan semangat pengorbanan yang kuat. Solidaritas antara sesama kelompok sangat kuat. Bukan hanya di kalangan kaum pria tetapi juga kaum wanitanya.
Fenomena terakhir kelompok ini juga mendirikan kelompok-kelompok bisnis untuk menciptakan kesejahteraan kepada sesama anggotanya. Di samping itu dibentuk kelompok-kelompok advokasi untuk membela dan memperjuangkan segenap anggotanya jika ada yang terlibat dalam persoalan hukum.
Kelompok ini tidak mau tahu, tidak mau takluk dengan kekuatan dan pengaruh barat. Mereka sangat self confident karena memang mereka sangat yakin terhadap keyakinannya, bahwa Islam adalah paling tinggi dan tak akan pernah ada yang mengalahkannya (al-islam ya’lu wa la yu’la ‘alaih).
Sedangkan kelompok liberal, yang biasa juga disebut kelompok JIL (Jaringan Islam Liberal), selalu berusaha untuk memperkenalkan ide-ide di dalam masyarakat bahwa Islam adalah agama kemanusiaan. Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai logika dan kemanusiaan.
Baca juga : Siapa Yang Berhak Menentukan Sesatnya Sebuah Aliran?
Jika seandainya ada dali-dalil agama yang bertentangan atau tidak sejalan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan maka yang harus dimenangkan ialah pemahaman yang pro-kemanusiaan. Al-Qur’an dan hadis untuk manusia dan kemanusiaan, bukan sebaliknya.
Kelompok ini memang tidak sebesar dan tidak sefanatik dengan kelompok pertama tetapi anggota-anggotannya kebanyakan dari kelas menengah, kelompok silent mayority.
Mereka tidak memiliki atribut dan identitas resmi, namun aktifitas mereka mudah dilihat karena domain kegiatannya lebih banyak di level penguatan intelektual dan pemikiran.
Mereka memiliki atau akrab dengan berbagai media, karena pada umumnya mereka memiliki kemampuan menulis dan diskusi yang lebih baik.
Baca juga : Antara Politik Islam Dan Islam Politik (Bagian 2)
Meskipun anggotanya terbatas tetapi mereka tidak gampang ditaklukkan secara hukum dan logika. Mereka juga sangat percaya diri dan sangat yakin kalau pemikirannya itu benar.
Mereka juga tidak takut untuk dikafirkan atau dimurtadkan karena mereka tahu itu hak proregatif Tuhan yang tidak bisa diambil alih oleh manusia, apalagi oleh kelompok yang dinilainya berpandangan sempit.
Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 1 & 8, edisi Minggu, 16 Februari 2025 dengan judul "Moderasi Beragama Di Indonesia (25) Antara Deradikalisasi Dan Deliberalisasi (Bagian 1)"
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.