Dark/Light Mode

Pemerhati Kesehatan
RM.id Rakyat Merdeka - Sehubungan dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto bahwa Bill Gates tengah mengembangkan teknologi pembuatan vaksin, salah satunya untuk penyakit Tuberkulosis (TB), dan bahwa Indonesia menjadi salah satu tempat uji coba vaksin tersebut, maka disampaikan lima hal berikut:
Pertama, vaksin TB yang saat ini digunakan (BCG) ditemukan pada tahun 1921, atau sudah 104 tahun yang lalu, sangat lama. Jadi, tentu sudah sangat pantas jika kini dikembangkan vaksin baru, bahkan seharusnya lebih awal lagi. Vaksin ini ditemukan oleh Albert Calmette dan Camille Guerin, sehingga diberi nama Bacillus Calmette–Guérin (BCG).
Kedua, efektivitas vaksin BCG terutama hanya berlaku untuk masa anak-anak, yakni mencegah TB berat dan kematian akibat TB pada anak. Maka, sudah sangat layak dikembangkan vaksin baru yang jauh lebih efektif. Terlebih, data WHO menunjukkan bahwa saat ini setidaknya seperempat penduduk dunia sudah pernah terinfeksi kuman TB, dan 5 sampai 10 persen di antaranya akan benar-benar jatuh sakit akibat TB dalam hidupnya. Jika dunia ingin mencapai target tahun 2035, yakni penurunan 95% angka kematian akibat TB dan penurunan 90% insiden TB, maka sangat diperlukan adanya vaksin baru. Bagi Indonesia, harapan untuk eliminasi TB juga akan sangat terbantu jika vaksin baru ini berhasil ditemukan.
Ketiga, dengan kemajuan teknologi pembuatan vaksin Covid-19 dan teknologi mutakhir lainnya, maka peluang untuk menemukan vaksin TB baru menjadi lebih besar. Sejauh ini, terdapat setidaknya dua kandidat vaksin yang cukup menjanjikan, yaitu MTBVAC dan M72/AS01E. Vaksin MTBVAC, yang dikembangkan oleh IAVI dan Biofabri/Zendal, diharapkan lebih efektif serta berpotensi memberikan perlindungan jangka panjang pada bayi dibandingkan BCG, dan juga dapat mencegah TB pada remaja dan dewasa. Vaksin ini telah menyelesaikan penelitian fase 2.
Baca juga : Obat Yang Dibawa Jemaah Haji
Keempat, Indonesia (bersama sejumlah negara high burden TB) sudah sejak beberapa tahun terakhir menjadi bagian dari jejaring penelitian vaksin TB jenis M72/AS01E, yang dirancang untuk diberikan dalam dua dosis. Vaksin ini dikembangkan oleh Gates Medical Research Institute (Gates MRI) dengan dukungan GSK. Kandidat vaksin ini menunjukkan hasil yang baik dalam penelitian sebelumnya (fase 2b), dengan penurunan hingga 50% pada individu dengan TB laten, setelah diamati selama kurang lebih tiga tahun.
Kelima, saat ini proses pengembangan vaksin baru ini telah memasuki penelitian fase 3, yang dilakukan di lima negara, yaitu Afrika Selatan, Kenya, Malawi, Zambia, dan Indonesia—negara-negara dengan beban TB cukup tinggi. Penelitian kali ini akan dilakukan dalam skala yang lebih besar dari sebelumnya, termasuk evaluasi efektivitas dan keamanan vaksin pada remaja dan dewasa. Jika fase ini berhasil, maka pengembangan vaksin akan dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Baca juga : Vaksinasi Jemaah Haji Kita
Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI/Adjunct Professor Griffith University, Australia
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.