Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kedalaman Makna Isra’ Mi`raj (5)

Selasa, 31 Maret 2020 06:41 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Keutamaan di malam hari juga banyak sekali membuat anak manusia menjadi lebih sadar atau lebih insaf dari perbuatan masa lalu yang kelam dan hitam. Malam hari banyak menumpahkan air mata tobat para hamba yang menyadari akan kesalahannya. Malam hari paling tepat untuk dijadikan sebagai momentum untuk sebuah cita-cita luhur.

Mungkin ini salah satu keistimewaan pondok pesantren yang memanfaatkan malam hari untuk memperbaiki akhlak dan budi pekerti santrinya. Sementara di sekolah-sekolah umum atau sekolah yang nonbording jarang sekali memanfaatkan secara terstruktur malam harinya untuk pembinaan budi pekerti.

Padahal, Tuhan sebenarnya sudah mengisyaratkan bahwa pada umumnya shalat itu ditempatkan di malam hari. Hanya shalat dhuhur dan Ashar di siang hari, selebihnya di malam hari seperti shalat Magrib, Isya, tahajjud, witir, tarawih, fajr, shubuh.

Baca juga : Kedalaman Makna Isra Mi `raj (4)

Ini isyarat bahwa pendekatan pribadi secara khusus kepada Tuhan lebih utama di malam hari. Perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad yang Maha Dahsyat itu dilakukan di malam hari. Intensitas perjalanan malam tidak perlu diragukan.

Nabi pada umumnya melakukan perjalanan jauhnya di malam hari. Di samping lebih dingin juga nuansa ibadahnya lebih kental.Sebenarnya peristiwa Isra’-Mi’raj mempunyai dua macam peristiwa: Pertama, perjalanan horizontal dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha, dan kedua, perjalanan vertikal dari Masjid Aqsha ke Sidratil Muntaha.

Perjalanan isra’ mungkin masih bisa dideteksi dengan sains dan teknologi, tetapi perjalanan Mi’raj sama sekali di luar kemampuan otak pikiran manusia. Sementara juga masih diperdebatkan apakah yang berangkat ialah fisik dan roh Rasulullah atau hanya rohaninya saja.

Baca juga : Kedalaman Makna Isra Mi`raj (1)

Mayoritas ulama sunni memahami bahwa yang diperjalankan Tuhan ke Sidratil Muntaha ialah Nabi Muhammad SAW secara utuh, lahir dan batin.Sementara pendapat lain memahami hanya rohaninya saja.

Bagi kita tidak terlalu penting untuk dipersoalkan apakah fisik dan rohani atau hanya fisik saja, karena perjalanan suci tersebut bukanlah kehendak dan keinginan Rasulullah, tetapi kehendak dan keinginan Allah ’Azza wa Jalla.

Perjalanan singkat itu berhasil merekam pemandangan yang sangat menggembirakan sekaligus pemandangan yang sangat menyedihkan. Yang jelas peristiwa Isra’ Mi’raj berlangsung di malam hari tanpa sedikit pun masalah yang dialami Rasulullah. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.