Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pancasila dan Nasionalisme Indonesia (18)

Sila Pertama Untuk Menjiwai Semua Sila

Senin, 16 Maret 2020 09:32 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Sila pertama Pancasila, Ketuhanan YME, diharapkan menjadi jiwa seluruh sila dari Pancasila. Dengan kata lain, setiap sila dari Pancasila tidak berdiri sendiri melainkan saling menjiwai satu sama lain.

Ketika berbicara tentang sila kedua, “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, maka tidak bisa dihilangkan unsur sila pertama di dalamnya. Bukankah sila kedua ini keseluruhannya berasal dari bahasa agama, yaitu kemanusiaan berasal dari akar kata bahasa bahasa Arab “Anisaya’nas” jinak, ramah, dan senang.

Baca juga : Jiwasraya Masih Kaya Raya

Dari akar kata itu lalu lahir hata “insan” (manusia), kemudian mendapatkan imbuhan ke dan an (kemanusiaan), berarti bersifat kemanusiaan (humanity). Kata “Adil” jelas dari bahasa Arab (‘adl), berarti hidup berkeseimbangan dan harmonis, tidak berat sebelah, dan memberikan rasa puas terhadap semua pihak.

Kata “Beradab” juga berasal dari bahasa Arab (adubaya’dub) berati berbudi lahir, sopan santun, berakhlak mulia. Dengan demikian, sila kedua ini sangat kental dipengaruhi oleh sila pertama. Ketika kita bicara tentang sila ketiga, “Persatuan Indonesia”, maka sila Ketuhanan YME harus menjadi semangat, energi, dan kekuatan di dalamnya.

Baca juga : Mendalami Ketuhanan YME: The One In The Many (3)

Sekalipun Indonesia terdiri atas multi agama, etnik, dan suku, tetapi tetap diikat oleh rasa persatuan dan kesatuan yang diikat terutama oleh kekuatan nilai-nilai religiusitas. Dari Sabang sampai Marauke terbentang energi spiritual yang berbasis agama dan kepercayaan, sehingga kekuatan dari manapun yang berusaha untuk mengganggunya maka semangat jihad akan bertarung di dalamnya.

Mungkin ini menjadi salah satu kekuatan Indonesia, yakni semangat cinta tanah air (nasionalisme) yang membara di dalam dada yang didasari oleh perjuangan suci (jihad) menjadi satu dan terus bergelora di dalam jiwa setiap warga negara Indonesia.

Baca juga : Antara Politik Islam dan Islam Politik (2)

Bagi warga bangsa yang beragama Islam, muncul istilah: ‘Isy kariman au mut syahidan (hidup mulia atau mati syahid). Para pejuang kemerdekaan bangsa sering terbakar dengan kalimat “Allahu Akbar” yang silih berganti dengan teriakan “Merdeka”. Maju terus, pantang mundur!

Ditembak belum tentu kena, dikena belum tentu mati, dan jika mati pasti mati syahid yang dijanjikan syurga. Hubb alwathan min aliman (cinta tanah air bagian dari iman). Kata-kata ini membangkitkan semangat jihab dan patriotism Indonesia. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.