Dark/Light Mode
Tausiah Politik
RM.id Rakyat Merdeka - Jika kamasutra dimaksudkan sebagai konsep seni bercinta yang berasal dari anak benua India, maka sesungguhnya bisa ditemukan padanannya di dalam seksologi Islam. Setidaknya antara keduanya memiliki banyak persamaan, terutama memandang seksologi sebagai sesuatu yang luhur.
Kamasutra pertama kali ditulis oleh Vatsyayana Mallanaga di utara barat daya India pada abad VIM. Inti Kamasutra ialah konsep seni bercinta (berhubungan suami isteri) yang mencakup cara memperoleh kebahagiaan biologis dan spiritual.
Kamasutra menceritakan bagaimana tehnik secara spiritual, psikologis, dan biologis dalam bercinta, sehingga kepuasan secara penuh dapat diraih oleh kedua belah pihak, suami dan isteri ketika sedang bercinta. Sama dengan salah satu tujuan perkawinan dalam Islam yakni untuk meraih kebahagiaan dan kesenangan yang bersifat biologis.
Sama dengan konsep Kitab al-Jima’, di dalam buku Kamasutra juga diceritakan bahwa di dalam bercinta bukan hanya untuk meraih kepuasan biologis tetapi agak mirip dengan yang diperkenalkan dalam Islam yaitu untuk sekaligus meraih kebahagiaan dan ketenangan di dalam rumah tangga.
Lebih jauh dari itu, dalam konsep tasawuf, bercinta dengan kualitas tinggi dapat digunakan untuk menambah keyakinan dan kedekatan diri kita dengan Tuhan. Betapa rendahnya martabat anak manusia yang hanya bisa meraih kebahagiaan bilogis dalam bercinta. Dengan demikian, sama saja dengan binatang, mereka melakukan hubungan seks dengan motivasi tunggal didorong oleh nafsu birahi. (*)
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
