Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Sebagai imbalannya, perempuan dilatih menjadi manusia pasif sebagai bentuk dukungan keberhasilan peran laki-laki. Laki-laki dalam pandangan ini dianggap sebagai komunitas militer yang senantiasa siap berperang.
Baca juga : Ismail Atau Ishaq? (6)
Relasi jender dalam masyarakat seperti ini cenderung menampakkan pola relasi kuasa yang dicirikan penentuan perempuan oleh laki-laki dan karena kekuasaan yang dimilikinya, kebebasan melakukan poligami terhadap perempuan dari seluruh tingkatan sosial yang ada di bawahnya, sementara perempuan hanya diperkenankan menjalani praktek monogami, itu pun dengan laki-laki yang dianggap sederajat (kufu’). Tidak jarang perempuan ditemukan hidup sebatangkara sampai akhir hayatnya karena tidak ditemukan laki-laki yang dianggap se-kufu’ (setaraf) dengannya.
Baca juga : Ismail Atau Ishaq? (5)
Dalam situasi tidak terdapat banyak ancaman militer dan persenjataan tidak berkembang, menurut Collins, maka laki-laki tidak menonjol sebagai komunitas militer. Pola relasi jender dalam masyarakat seperti ini cenderung bersifat egaliter, mungkin karena ancaman di luar rumah tidak banyak dan relasi kuasa tidak menonjol sehingga memungkinkan perempuan untuk mengembangkan diri lebih dari sekedar ibu rumah tangga.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.