Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bawa Mobil Tanpa Nyetir? Anda Bisa Lakukan Di Negara Ini

Rabu, 2 Februari 2022 22:41 WIB
Bawa Mobil Tanpa Nyetir? Anda Bisa Lakukan Di Negara Ini

RM.id  Rakyat Merdeka - Ingin membawa mobil tapi tidak ingin menyetir? Hal itu sepertinya bakal terjadi di Jerman tahun ini. Negara Panzer itu siap menjadi yang pertama melegalkan mobil otonom di jalanan. Skenario ini awalnya hanya akan dibatasi bagi taksi dan bus "shuttle" di rute tertentu.

Otonomi kendaraan diklasifikasikan dalam enam level. "Nol" artinya tanpa otomatisasi sama sekali, dan "lima" artinya seratus persen otonom.

Dilansir dari berbagai media, pemerintah Jerman sedang menyusun undang-undang untuk mengizinkan penggunaan teknologi mengemudi otonom level empat di jalanan. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Transportasi dan Infrastruktur Digital Jerman, Andreas Scheuer.

“Jerman akan menjadi negara pertama di dunia yang membawa kendaraan otonom dari laboratorium penelitiannya ke jalan,” ungkap Scheuer dalam pernyataan resmi yang diunggah secara online.

Keputusan Jerman diprediksi membuka jalan untuk negara lainnya melegalkan kendaraan otonom di jalanan. Dalam sistem otonom level 4, pengendara masih diperlukan di belakang kemudi.

Baca juga : KPK Ancam Tersangkakan Notaris

Namun perhatian pengemudi tak begitu dibutuhkan, sehingga pengemudi bisa tertidur ketika mobil berjalan. Untuk itu, peraturan ini dilaporkan terbatas pada kendaraan tertentu dan melalui zona jalan yang sudah ditentukan.

"Saya sangat senang kabinet telah membuka jalan bagi undang-undang tentang mengemudi otonom. Pemerintah Jerman bertujuan untuk menerapkan undang-undang tersebut pada 2022, yang berarti bahwa dalam 12 bulan mungkin ada mobil tanpa pengemudi yang beroperasi," tambahnya.

Kendaraan penumpang saat ini, umumnya ada di level ke dua, yaitu separuh otomatis. Dalam hal ini, kendaraan mengatur pengarahan, akselerasi dan rem. Tapi hanya untuk waktu dan dalam situasi tertentu. Misalnya saat memarkir, atau meluncur di jalan bebas hambatan. Pengemudi harus memonitor sistem sepanjang waktu.

Tesla punya modus yang disebut Full Self Driving, atau mengemudikan diri sepenuhnya. Namun itu tetap level 2, walaupun sistem pernah menempuh perjalanan dari San Francisco ke Los Angeles.

Zoox yang dimiliki Amazon, sekarang sedang melewati tes, dan dirancang untuk level 4. Waymo milik Google, sudah menawarkan percobaan naik mobil tanpa seorangpun di belakang setir. Namun demikian ada orang yang mengawasi pergerakan kendaraan dari jauh.

Baca juga : Michelin Ngetes Ban Di Mandalika

Di Jerman, Mobileye berencana meluncurkan taksi tanpa pengemudi. Perusahaan ini jadi salah satu pelopor di bidang sistem piranti lunak asisten pengemudi. Ini adalah faktor menentukan dalam situasi teknis yang sangat kompleks.

Untuk membuat keputusan tepat di jalanan, sistem harus bisa menangkap situasi di sekelilingnya. Jadi teknologi otonom mencakup kamera, radar, LIDAR, yaitu teknologi pemindai jarak jauh yang mengukur properti cahaya yang tersebar, dan juga sensor suara ultra.

Teknologi ini memberikan informasi ke mobil, di mana letaknya, juga siapa atau apa yang ada di dekatnya. Adrian Zlocki dari badan penelitian kendaraan bermotor FKA menjelaskan, di balik logo ada sistem radar yang tidak bisa dilihat. Di bawah ada pemindai laser.

Sensor LIDAR mendeteksi sekitar dengan pemindai 180 derajat di bagian depan kendaraan. Sensor radar lainnya memonitor situasi hingga 200 meter di depan kendaraan. Sensor jarak dekat tersembunyi di sini. Dan terakhir: Sistem kamera yang mendeteksi marka di jalanan, pejalan kaki atau pengguna jalan lainnya.

"Sistem kamera dan sensor LIDAR adalah sistem optik. Jika hujan lebat, sensor LIDAR bisa direfleksikan oleh tetesan air yang besar." Demikian dikatakan Zlocki.

Baca juga : Resmi Jadi Pemilik Persikota Tangerang, Prilly Pede Bayi Ajaib Bisa Jadi Juara Liga 1

"Seperti halnya mata manusia, kamera juga bisa terpengaruh bila kabut tebal. Jadi kita perlu paduan sensor, kamera, radar dan LIDAR."

Mobil-mobil juga dilengkapi peta digital yang sangat tepat. Data navigasi, marka jalanan dan lampu lalu lintas tercatat di berbagai level, demikian halnya dengan bangunan dan pohon. Terus mengaktualisasi peta-peta ini agar tetap akurat sangat menentukan.

Selain itu, data yang berjumlah sangat besar harus diproses dengan kecepatan tinggi. Kapasitas pengolah data komputer seperti itu perlu banyak energi. Dan lebih penting lagi: Jaringan telepon seluler yang cepat. 

Tapi sokongan negara bagi kendaraan otonom, baik di Jerman maupun di negara lain, punya tujuan lain. Armada kendaraan ulang-alik otonom, akan membuat mobil konvensional tak dibutuhkan lagi. Dalam waktu bersamaan, memperbaiki mobilitas di daerah pedesaan sekaligus membuka lebih banyak ruang di perkotaan. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.