Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Minyak Goreng Mahal, Waktunya Terapkan Gaya Hidup Sehat

Jumat, 18 Maret 2022 15:33 WIB
Ilustrasi mengolah bahan pangan dengan cara menggoreng (Foto: Net)
Ilustrasi mengolah bahan pangan dengan cara menggoreng (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tingginya harga minyak goreng, yang belakangan diikuti oleh kelangkaan di berbagai tempat, membikin pusing masyarakat. Terutama, ibu rumah tangga. 

Maklumlah, sampai saat ini, menggoreng memang masih mendominasi cara pengolahan pangan di Tanah Air. Makanan yang digoreng, terasa lebih akrab dan lebih nikmat di lidah masyarakat kita.

Padahal, dari sisi medis, makanan yang digoreng cenderung tidak sehat. 

Melalui akun Instagramnya, Ahli Penyakit Dalam dr. Decsa Medika Hertanto, Sp.PD membeberkan daftar minus makanan yang digoreng. 

Baca juga : Agar Masalah Minyak Goreng Selesai, Buka Keran Persaingan Pasar Sempurna

Pertama, tinggi kalori. Makanan yang digoreng, nikmatnya memang bukan main. Tapi, lain ceritanya jika sudah sampai tubuh. Bisa merusak. Apalagi, jika dibalur tepung.

Kedua, tinggi lemak. Saat digoreng, makanan akan kehilangan air, tapi menyerap minyak.

"Ketiga, bisa jadi sarang penyakit. Apalagi, jika dikonsumsi secara rutin dan berlebihan. Bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan sebagainya," jelas dr. Decsa, Jumat (18/3).

Karena itu, dokter yang bertugas di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya Jawa Timur ini menyarankan masyarakat, agar mencoba teknik masak lain yang tidak menggunakan minyak goreng. Seperti direbus, dibakar, ditumis, dikukus, dan di-oven. 

Baca juga : Bakrie Amanah Bagi-bagi Minyak Goreng Ke Warga Di Acara Touring Gas Tipis-tipis

dr. Decsa yang juga influencer kesehatan ini menjelaskan, sejatinya, mengurangi asupan minyak sama artinya dengan mengurangi risiko kesehatan.

"Mengurangi minyak dapat mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan sebagainya. Selain itu, juga dapat mengurangi timbunan kalori. Otomatis, ini akan memudahkan mereka yang masuk kategori obesitas, untuk menurunkan berat badan. Sementara bagi yang sudah ideal, dapat membantu menjaga berat badan," terang dr. Decsa.

Benefit lainnya, mengurangi asupan minyak dapat memperbaiki kualitas tidur. Karena mengkonsumsi makanan yang terlalu berminyak sebelum tidur, dapat meningkatkan risiko kembung. 

Tak kalah penting, menghindari makanan berminyak dapat membantu meningkatkan sistem imun. [HES]

Baca juga : Puan: Kelangkaan Minyak Goreng Berkepanjangan Bisa Timbulkan Kegaduhan

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.