Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kisah Pemburu Minyak Goreng

Antre Pagi, Dapat Sore

Rabu, 2 Maret 2022 08:45 WIB
Antrian pengunjung yang akan membeli minyak goreng di Borma Cibaduyut. (Foto: Istimewa).
Antrian pengunjung yang akan membeli minyak goreng di Borma Cibaduyut. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Minyak goreng (migor) masih langka di pasaran. Untuk mendapatkan migor, masyarakat masih harus bersusah payah dulu. Ada yang antre dari pagi, baru dapat migornya sore hari. Duh, kasian sekali ya...

Salah satu antrean migor seperti itu, terjadi di Borma Toserba Cibaduyut, Bandung, kemarin. Antrean mulai dari pintu masuk Borma, sampai ke jalan raya. Warga yang mengantre ratusan. Mereka nggak peduli lagi dengan kondisi panas dan hujan. Tak jarang mereka harus dorong-dorongan.

Baca juga : Wapres: Pemerintah Dorong Pengembangan Industri Kesehatan Syariah

Kemacetan di jalan sekitar Borma pun tak bisa terhindari. Pasalnya, warga memarkir kendaraannya di pinggir jalan.

Ruslandi (38), salah satu warga yang ikut mengantre migor mengaku sudah mengantre sejak pukul 7 pagi. Ia rela berlama-lama di toserba ini karena harga migor yang dijual sesuai ketetapan pemerintah atau Harga Eceran Tertinggi (HET). Untuk migor curah Rp 11.500 per liter, kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan kemasan premium Rp 14 ribu per liter. Sementara di penjual lainnya, ada yang sampai Rp 40 ribuan untuk kemasan 2 liter.

Baca juga : Kasus Sembuh Cetak Rekor Tertinggi Selama Pandemi, BOR Nasional 37 Persen

Di lokasi yang sama, Supervisor Borma Toserba, Asep (44) mengatakan, antrean seperti ini bukan kali ini saja terjadi. Menurut dia, antrean sudah terjadi sejak 2 pekan lalu. “Tapi nggak setiap hari juga antrenya. Karena disesuaikan dengan stok minyak goreng juga,” ungkapnya.

Asep tak bisa menjamin ketersediaan migor di toko tempatnya bekerja selalu ada. Mengingat, distributor tidak melulu datang setiap waktu. Agar masyarakat kebagian, pihaknya membatasi setiap orang hanya boleh membeli 2 liter.

Baca juga : Sindikat Maling Minyak Goreng Di Tangerang Digaruk Polisi

Bagaimana tanggapan Pemkab Bandung? Bupati Bandung, Dadang Supriatna mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan migor masyarakat, Pemkab Bandung bekerja sama dengan Bulog Bandung menggelar Operasi Pasar Murah (OPM) 60 ribu liter minyak goreng premium di 31 kecamatan se-Kabupaten Bandung.

Meski begitu, dia mengakui, penyaluran 60 ribu liter migor di 31 kecamatan ini belum cukup, karena jumlah desa dan warga di setiap kecamatan berbeda. “Saya berharap Bulog kembali menggelar operasi pasar murah minyak kelapa, agar semua masyarakat dapat membeli minyak kelapa dengan HET yang telah ditetapkan pemerintah,” pintanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.