Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Potong Generasi Perokok, Malaysia Pertimbangkan Produk Alternatif

Senin, 30 Mei 2022 17:04 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi.

RM.id  Rakyat Merdeka - Peningkatan prevalensi perokok menjadi kekhawatiran di banyak negara. Meski begitu, potensi mengurangi jumlah perokok dapat didorong oleh kehadiran produk alternatif tembakau.

Hal ini pula yang mendasari langkah pengendalian tembakau terkini di Malaysia. Kementerian Kesehatan setempat mencanangkan berbagai strategi baru, salah satunya adalah melegalkan produk alternatif sebagai solusi berhenti merokok.

Angka potensi memotong generasi perokok di Malaysia memang terbilang besar. Hasil model dari laporan The Cochrane 2021 yang diaplikasikan di Malaysia menunjukkan sebanyak 140 ribu–220 ribu perokok Malaysia dapat berhenti merokok setiap tahun dengan beralih ke produk vaping.

Baca juga : Mensos: Lansia Harus Tetap Sehat & Produktif

Penurunan 2,9 persen-4,5 persen per tahun berdasarkan prevalensi merokok saat ini dapat mengurangi jumlah perokok di Malaysia dari 4,88 juta ke 4 juta perokok pada tahun 2025 mendatang.

Pemerintah Malaysia memilih untuk menurunkan angka perokok dengan kebijakan pelarangan, sekaligus mengatur penggunaan produk alternatif sebagai pengganti.

"Undang-undang baru yang diusung tidak hanya berisi ketentuan untuk melarang merokok untuk generasi berikutnya, tetapi juga mengatur produk vaping. Untuk anggaran 2022, pemerintah berencana mengenakan pajak vape dan cairan rokok elektrik yang mengandung nikotin, yang secara efektif melegalkan produk-produk ini," ungkap Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin.

Baca juga : Biotek Farmasi Indonesia Gandeng Peralmuni Kenalkan Produk Unggulannya

Merespons hal ini, sejumlah organisasi non-profit (NGO) di Malaysia, seperti Asosiasi Kesehatan Ikram, MyWatch, Asosiasi Farmasi Malaysia, dan Komunitas Kanker Nasional beri dukungan terhadap rancangan undang-undang baru tersebut.

Banyak pihak sepakat Malaysia memiliki potensi besar untuk mewujudkan generasi bebas merokok. Asosiasi Pengobatan Ketergantungan Malaysia (AMAM) melaporkan bahwa 50 persen perokok di Malaysia saat ini ingin berhenti.

Sementara pada survei yang berbeda, Zebra Hijau (TGZ) menyebut bahwa sebanyak 80 persen penduduk Malaysia percaya pada penerapan strategi pengurangan bahaya tembakau di negara tersebut akan membantu perokok beralih dari rokok tembakau tradisional.

Baca juga : Bupati Bima: Kerja Keras Mentan SYL Dan Jajarannya Tingkatkan Produksi Beras Nasional

Di banyak negara, tidak terkecuali Indonesia, tantangan regulasi yang tidak proporsional menjadi salah satu hambatan utama dalam upaya penurunan prevalensi perokok melalui pemanfaatan produk alternatif.

Sebuah laporan yang disusun Pusat Penelitian dan Informasi Data Metrik (DARE) yang menampung banyak ahli dari berbagai latar belakang, seperti kesehatan, bisnis, dan riset, memaparkan fakta tersebut.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.