Dark/Light Mode

Undang 80 Menteri Dunia, Indonesia Pimpin Pembahasan Air & Sanitasi

Rabu, 18 Mei 2022 22:51 WIB
Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin hadiri perhelatan Sector Minister’s Meeting (SMM) Sanitation and Water for All (SWA) 2022 yang diselenggarakan pada 18-19 Mei 2022 di Jakarta, Rabu (18/5).
Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin hadiri perhelatan Sector Minister’s Meeting (SMM) Sanitation and Water for All (SWA) 2022 yang diselenggarakan pada 18-19 Mei 2022 di Jakarta, Rabu (18/5).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan Sector Minister’s Meeting (SMM) Sanitation and Water for All (SWA) 2022 yang diselenggarakan pada 18-19 Mei 2022 di Jakarta.

Pertemuan tingkat menteri terbesar ini dibuka oleh Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin dengan kehadiran tak kurang dari 80 menteri dari seluruh dunia.

Dalam sambutannya, Wapres menuturkan, bahwa sidang Umum PBB pada tahun 2010 mengakui bahwa akses terhadap sanitasi dan air minum aman merupakan hak asasi setiap manusia. 

“Namun secara global, saat ini sekitar 2 miliar manusia tidak mempunyai akses yang baik terhadap air minum yang aman, dan lebih dari 3 miliar orang tidak mempunyai akses terhadap sanitasi yang aman,” terangnya.

Di Indonesia, ungkap Wapres, akses terhadap air minum layak telah menjangkau lebih dari 90 persen penduduk, tetapi capaian akses air minum aman baru sekitar 11 persen.

Baca juga : Geledah PT Midi Utama Indonesia Cabang Ambon, KPK Amankan Bukti-Bukti Ini...

“Untuk akses sanitasi, saat ini sekitar 80 persen penduduk mempunyai akses sanitasi layak, sedangkan sanitasi aman baru dinikmati oleh sekitar 7 persen penduduk Indonesia,” urainya.

Padahal, lanjut Wapres, sesuai data WHO, penyediaan air minum dan sanitasi yang aman menentukan hidup dan kehidupan manusia.

“Namun secara global dan lebih dari tiga miliar orang tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang aman,” ujarnya.

Wapres pun berharap forum pada pertemuan ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi optimal dalam mendorong peningkatan jumlah populasi dalam mengakses sanitasi dan air minum aman, baik secara global maupun secara nasional di Indonesia.

“Melalui pertemuan ini, kita teguhkan komitmen bersama secara global untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dan air minum aman, serta menjadikan penyelesaian masalah ini sebagai prioritas pembangunan di negara kita,” pesannya.

Baca juga : DEWG G20, Menkominfo Dorong Pembahasan Konektivitas Digital

Sementara, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas, Josaphat Rizal Primana mengungkapkan, bahwa tahun ini merupakan pertama kalinya SMM membahas kaitan air minum dan sanitasi dengan tiga krisis, yaitu pandemi Covid-19, darurat iklim yang meningkat, dan ekonomi global yang sedang berjuang dalam kaitannya dengan komitmen pembangunan berkelanjutan.

“Ketiga krisis tersebut berkaitan erat dengan akses masyarakat atas air minum dan sanitasi serta perlunya investasi untuk memastikan akses tersebut dapat dicapai. Pasalnya, hampir 90 persen bencana iklim terkait dengan air, termasuk banjir, kekeringan, dan kualitas air yang memburuk,” terangnya.

Di Indonesia, menurut Josaphat, sepanjang 2007-2019, bencana yang berhubungan dengan air, selain menyebabkan banyak korban jiwa, juga menimbulkan kerugian ekonomi rata-rata USD 2–3 miliar setiap tahunnya.

“Padahal, berdasarkan kajian Bank Dunia, sumber daya dan layanan air minum menjadi kunci untuk mempertahankan pertumbuhan Produk Domestik Bruto dan pendapatan per kapita di Indonesia. Investasi di sektor air minum dan sanitasi menjadi hal yang sangat penting, jika Indonesia ingin masuk dalam lima besar ekonomi dunia, sesuai Visi Indonesia 2045,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Perumahan dan Pemukiman Kementerian PPN/Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti menuturkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah membuat kemajuan besar dalam meningkatkan akses air minum dan sanitasi, dengan 80,29 persen masyarakat terlayani sanitasi yang layak dan 7,25 persen sanitasi yang dikelola dengan aman hingga akhir 2021. Sementara, air minum hingga akhir 2020 telah mencapai 90,2 persen akses layak dengan 11,8 persen di antaranya aman.

Baca juga : Belajar Dari Pandemi, Indonesia Harus Bikin Vaksin Sendiri Buat Hepatitis Akut

“SMM 2022 dimaksudkan sebagai momentum untuk mendorong komitmen pemenuhan akses aman air minum dan sanitasi, sekaligus kesempatan berbagi keberhasilan Indonesia dan upaya berkelanjutan dengan negara lain,” ujarnya.

Untuk itu, menurut Tri, SMM 2022 akan menjadi wadah bagi para pemimpin politik seluruh dunia untuk mendiskusikan strategi, komitmen, kerjasama, dan kolaborasi untuk memprioritaskan investasi air minum dan sanitasi.

“(Hingga) pada akhirnya akan mendukung implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals, utamanya Tujuan 6, yaitu menyediakan akses air minum dan sanitasi aman dan berkelanjutan bagi semua,” tuturnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.