Dark/Light Mode

Konten Kreator Yang Bijak Utamakan Kualitas, Bukan Viralitas

Sabtu, 20 Agustus 2022 14:41 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi.

RM.id  Rakyat Merdeka - Banyak masyarakat yang memanfaatkan internet untuk mengembangkan kreativitas dan menyebarkan ide-idenya dalam bentuk konten di media sosial (medsos). Nah, sebagai konten kreator, sebaiknya konten yang disebarkan tak hanya menarik, tapi juga memiliki kualitas isi.

Ketua Relawan TIK Sleman sekaligus anggota Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan CEO Berdigital.Com, AM Bayhaqi menyarankan, agar warganet yang ingin membuat konten, terlebih dahulu memahami aspek viralitas dan kualitas dalam pembuatan konten.

"Viralitas biasanya hanya akan bertahan untuk jangka pendek, sedangkan konten yang berkualitas akan mampu bertahan dalam waktu yang lama," kata Bayhaqi dalam webinar bertema “Tetap Viral Tanpa Hilang Moral” di Pontianak, Kalimantan Barat, dikutip Sabtu (20/8).

Baca juga : Penuhi Kebutuhan Konten Kreator, Denka Kenalkan Mikrofon Wireless Terbaru

Menurutnya, kreasi yang berkualitas perlu memberikan nilai positif bagi warganet yang lain. Sehingga konten tersebut bisa lebih dieksplorasi oleh para penikmat internet.

"Konten yang berkualitas akan terus dapat menambah pengunjung yang baru seiring berjalannya waktu," ucapnya.

Untuk dapat membuat konten yang berkualitas, warganet sebaiknya harus tetap menjunjung etika. Seperti tidak menyebarkan hoaks atau berita bohong.

Baca juga : Sesjen Kemendikbudristek Imbau Pejabat Yang Dilantik Jalankan Amanah Dengan Semangat Kolaboratif

"Selain itu sisi kreativitas juga wajib ditonjolkan dan tetap memperhatikan sisi keamanan baik untuk data pribadi maupun perangkat yang digunakan," terangnya.

Kreativitas juga tetap ada batasan, misalnya menghindari isu-isu SARA. Di dunia maya ini semua hidup bersama-sama dan tidak sendiri, sehingga etika dan moralitas harus tetap dijaga. "Jangan sampai hanya karena sisi kreativitas tapi lupa untuk menghargai hak orang lain," tuturnya.

Untuk sisi keamanan juga perlu perhatian. Jangan sampai, misalnya, ketika membuat konten tentang perjalanan malah tanpa disadari memuat foto tiket penerbangan yang menyimpan data sensitif untuk konsumsi pribadi.

Baca juga : BUJT Dan Kontraktor Diingatkan Jaga Kualitas Jalan Tol Yogyakarta-Bawen

Chief Marketing Officer PT Cipta Manusia Indonesia Annisa Choiriya Muftada menjelaskan, dalam bermedia digital terdapat sejumlah tantangan kebudayaan.

Antara lain mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya nilai kesopanan, minimnya pemahaman hak digital dan rawan pelanggaran hak cipta.

"Tantangan lain seperti budaya asing yang dominan di internet dan media sosial, ruang berekspresi yang kebablasan, serta berkurangnya toleransi dan penghargaan akan perbedaan," paparnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.