Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Rokok Jadi Penyebab Nomor 1 Kanker Paru, Penyakit Paling Mematikan Di Dunia

Jumat, 19 Mei 2023 22:16 WIB
Ilustrasi kanker paru. (Foto: Freepik)
Ilustrasi kanker paru. (Foto: Freepik)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kanker paru menjadi momok paling menakutkan saat ini. Karena penyakit paling mematikan di dunia ini tidak hanya menyerang perokok aktif, tapi juga beresiko bagi perokok pasif. Bahkan yang tidak merokok.

Sebelum lebih jauh, perlu diketahui lebih dahulu apa itu kanker paru?

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kanker paru adalah semua penyakit keganasan pada jaringan paru. Keganasan tersebut dapat berasal dari paru sendiri (primer) maupun keganasan dari luar paru (metastasis).

Sementara di Buku Pedoman Pengendalian Faktor Resiko Kanker Paru yang juga diterbitkan oleh Kemenkes tahun 2018, kanker paru dijelaskan secara lebih singkat, yakni: tumor ganas paru yang berasal dari epitel saluran napas.

Yang jelas, dalam banyak literatur disebutkan bahwa rokok adalah faktor risiko nomor satu bagi penyakit ganas ini. Penyumbang kematian terbesar kedua di Indonesia, setelah kanker payudara.

Baca juga : Hasil Studi Jenius, Mayoritas Masyarakat Pilih Menabungkan Duit THR

Besarnya dampak buruk dari rokok terhadap kanker paru terjadi juga di Amerika Serikat. Di negeri Joe Biden itu, 90 persen dari kasus kanker paru, berhubungan dengan rokok.

Di Indonesia, sebagaimana data yang dirilis Rumah Sakit Persahabatan menunjukkan bahwa 67 persen dari pasien kanker paru laki-laki punya riwayat merokok. Sementara pasien kanker paru dari kalangan perempuan, 32 persen diantaranya punya riwayat merokok.

Gawatnya lagi, rokok ini tidak hanya membawa resiko bagi perokok aktif, tapi juga perokok pasif, bahkan yang tidak pernah merokok.

Kembali ke Amerika Serikat, 2 dari 5 orang dewasa yang tidak merokok dan setengah dari anak-anak terpapar asap rokok orang lain. Akibatnya, sekitar 7.300 orang yang tidak merokok meninggal akibat kanker paru.

Di Indonesia, meninggalnya Juru Bicara Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho akibat kanker paru juga cukup mengagetkan. Karena mendiang Sutopo dikenal sebagai sosok yang cukup menjaga pola hidup sehat dan tidak merokok. Akan tetapi, tidak diketahui secara pasti seberapa intens Sutopo berinteraksi dengan para perokok.

Baca juga : Lestari: Waspada Potensi Penyebaran Penyakit Di Masa Mudik

Kendati demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan tegas menyatakan bahwa merokok adalah penyebab utama kanker paru dan mengakibatkan lebih dua pertiga kematian di dunia.

Paparan asap terhadap perokok pasif di rumah dan tempat kerja disebut juga meningkatkan risiko terkena kanker paru.

Merokok adalah penyebab utama penyakit paru kronis dimana paru yang dipenuhi mukus menyebabkan batuk menyakitkan dan masalah pernafasan.

Meskipun dalam Buku Pedoman Pengendalian Faktor Risiko Kanker Paru yang diterbitkan oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Tahun 2018 disebutkan bahwa perokok aktif beresiko terkena kanker paru 20 kali lipat lebih tinggi dari pada yang tidak merokok.

Karena di dalam rokok, mengandung 7.000 bahan kimia, yang sebagian besarnya beracun. 69 bahan kimia diantaranya sudah diketahui dapat menyebabkan kanker, seperti nikotin, tar, kadmium, formaldehid dan lainnya.

Baca juga : Menteri Hadi Inisiasi Penyelesaian Sengketa Tanah Suku Anak Dalam Di Musi Rawas

Sementara perokok pasif (secondhand smoke) terancam beresiko 20 persen terkena kanker paru dibandingkan dengan tidak merokok.

Memang rokok bukan satu-satunya penyebab kanker paru. Penyakit ini juga dipicu oleh polutan indoor dan outdoor, radon, penyakit paru kronik hingga karsinogen di tempat kerja.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.