Dark/Light Mode

Praktisi Kesehatan: Perlu Regulasi Cegah Anak Merokok Dan Pakai Vape

Selasa, 23 April 2024 13:43 WIB
Ilustrasi Vape. (Foto : ist)
Ilustrasi Vape. (Foto : ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Praktisi kesehatan dr. Tri Budhi Baskara berharap pemerintah membuat aturan terkait batas usia pembelian rokok atau vape.

Pernyataan ini merespon kasus Rico Thomas, seorang remaja berusia 18 tahun asal Klaten, Jawa Tengah, yang harus dirawat di rumah sakit karena kebiasaan merokok dan vape sejak umur 11 tahun

Kasus Rico, menurut dr.Tri  karena abainya pengawasan terhadap penggunaan produk tembakau pada anak-anak di Indonesia. 

"Di Jepang dan Korea wajib membawa KTP setiap pembelian rokok ataupun vape, bahkan di Korea harus interview dan lolos tes untuk bisa pertama kali membeli vape atau produk tembakau alternatif lainnya. Di Indonesia belum ada regulasi kuat yang mengikat ketat," kata dr. Tri Budhi.

Baca juga : SYL Pakai Anggaran Kementan Buat Renovasi Rumah Anak

Menurut Tri Budhi, vape memang merupakan produk yang lebih rendah risiko, tetapi tidak untuk digunakan bersamaan dengan rokok. 

"Vape itu notabene tetap produk yang memiliki risiko lebih rendah dari rokok, bukan tidak berisiko, makanya di dunia vape masuk dalam Harm Reduction Concept yang bertujuan untuk mengganti produk berbahaya ke produk yang lebih rendah bahayanya. Oleh karena itu usianya harus dibatasi,” ujar dr. Tri Budhi.

Penelitian dari Public Health England tahun 2022 menunjukkan bahwa vape memiliki profil risiko lebih rendah daripada rokok konvensional. 

Temuan ini menunjukkan bahwa vape memiliki potensi untuk menjadi produk alternatif bagi masyarakat  yang ingin berhenti merokok, bukan sebagai produk yang digunakan secara bersamaan.

Baca juga : Urai Kemacetan, Polri Terapkan One Way Arah Puncak Ke Jakarta

Rico didiagnosis Paringitis–bronkitis akut (radang tenggorokan dan paru). Menurut dr. Tri Budhi, kondisi yang dialami Rico ini perlu dijabarkan sudah berapa lama, kapan pertama terdiagnosisnya, dan dibandingkan mana yang lebih konstan digunakan, apakah vape atau rokok. 

Selain itu perlu faktor pendukung lain seperti gaya hidup, genetik, serta Riwayat penyakit penyerta juga perlu ditinjau. Rico sendiri menyebutkan bahwa ia sudah lama tidak mengonsumsi vape dan akhir-akhir ini lebih banyak merokok. 

"Tujuh tahun yang lalu vape masih sulit ditemukan dan harganya mahal, sepertinya lebih gak mungkin anak 11 tahun ke bawah bisa menggunakan vape, lebih mudah rokok dengan 2.000 rupiah sudah dapat sebatang rokok di kios-kios," tutup dr. Tri Budhi.  

Dengan demikian, Tri Budhi menyampaikan rokok jelas berbahaya, sedangkan vape lebih rendah risiko, tetapi bukan berarti tanpa bahaya.

Baca juga : Urai Kemacetan, Tol Bocimi Ruas Cigombong-Cibadak Hari Ini Dibuka Gratis

Di sisi lain, komitmen untuk melindungi anak-anak dari produk tembakau harus didukung oleh peraturan yang kuat dan tepat sasaran, serta dilengkapi dengan usaha penegakan aturan yang efektif.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.