Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Nggak Perlu Vaksin Covid Karena Sudah Hidup Sehat, Situ Yakin?
Jumat, 2 April 2021 11:36 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Vaksinasi merupakan salah satu upaya yang dinilai paling efektif untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung, di samping menegakkan protokol kesehatan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan air mengalir atau hand sanitizer, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas yang tak perlu).
Tapi faktanya, sebagian dari kita masih emoh divaksin dengan alasan beragam. Salah satunya, meyakini bahwa tubuh memiliki mekanisme pertahanan yang baik dalam melawan penyakit. Mereka merasa bisa terhindar dari Covid, hanya dengan mengandalkan hidup sehat yang standarnya masih sangat subyektif.
Terkait hal ini, Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang juga edukator kesehatan, dr. RA Adaninggar Primadia SpPD menjelaskan, sistem imun manusia terhadap infeksi pada dasarnya digolongkan menjadi 2 jenis.
Baca juga : LBM PBNU: Vaksin AstraZeneca Halal Dan Suci, Dapat Digunakan Untuk Vaksinasi
Pertama, sistem imun alami (innate) yang antara lain terdiri dari sel epitel, mukosa, interferon, dan fagosit. Sistem imun yang bersifat non spesifik ini memiliki respon cepat dan tersedia secara alami.
Kedua, sistem imun adaptif yang terdiri dari sel limfosit B dan T, antibodi, serta sel memori. Sistem imun spesifik ini mempunyai respon lambat. Butuh pengenalan terhadap sosok kuman/virus.
"Kedua sistem imun ini sama-sama dibutuhkan untuk melawan infeksi secara optimal," kata dr. Adaninggar yang akrab disapa dr.Ning via akun Instagram-nya.
Baca juga : Sejuta Sehari Masih Mimpi
Dr. Ning menerangkan, sistem imun alami bergerak cepat melawan infeksi. Namun, ketika terjadi perlawanan terhadap virus dan menimbulkan radang, virus masih bisa bereplikasi alias berkembang biak.
Sementara sistem imun adaptif, muncul lebih lambat. Salah satunya, berupa antibodi yang bisa menetralisir virus secara langsung (spesifik). Sel imun ini memangsa virus, sehingga jumlahnya berkurang.
Jadi, bila ada virus SARS Cov2 yang masuk ke dalam tubuh kita, sistem imun alami dan adaptif akan berusaha membunuh virus tersebut.
Baca juga : Beckham : Solskjaer Sukses Karena Sabar Saat Dikritik
"Jika pemusnahan virusnya berhasil, gejala yang ditimbulkan tergolong ringan-sedang dan dapat disembuhkan. Sebaliknya, jika gagal, gejala bisa berat. Bisa sembuh, bisa juga meninggal dunia," papar dr.Ning.
Menurutnya, gejala yang muncul pada setiap orang bisa berbeda-beda. Tergantung interaksi antara virus dan sistem imun. Tidak efektifnya sistem imun alami dan sistem imun adaptif, dapat mengakibatkan badai sitokin. Virus yang tidak berhasil dimusnahkan, dapat memicu reaksi imun yang hebat sebagai usaha lebih untuk memusnahkan virus.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya