Dark/Light Mode

PAM Jaya Klaim Tarif Air Perpipaan Jakarta Paling Murah se-Jabodetabek

Selasa, 27 Februari 2024 21:08 WIB
Perumda PAM Jaya tidak pernah menaikkan tarif air perpipaan sejak 2007. Tarif air PAM Jaya menjadi yang paling murah di wilayah Jabodetabek. (Foto: Istimewa)
Perumda PAM Jaya tidak pernah menaikkan tarif air perpipaan sejak 2007. Tarif air PAM Jaya menjadi yang paling murah di wilayah Jabodetabek. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perumda PAM Jaya tidak pernah menaikkan tarif air perpipaan kepada pelanggannya sejak 2007. Tarif air PAM Jaya pun menjadi yang paling murah di wilayah Jabodetabek.

Direktur Utama Perumda PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan, nilai investasi pengelolaan air sebetulnya sangat mahal.

Perseroan harus melakukan berbagai tahapan mengelola air agar layak digunakan sebagaimana Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 492 tahun 2014 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

"Investasi air itu mahal makanya kami concern sekali di tarif. Tarif air di Jakarta ini terlalu murah, bahkan lebih murah daripada tarif air di Jabodetabek," ujar Arief saat diskusi Balkoters Talks 2024 bertajuk 'Setahun PAM Jaya Reborn' di Balai Kota DKI, Selasa (27/2/2024).

Baca juga : DPRD Kasih Deadline Tahun Ini Harus Kelar

Menurut dia, PAM Jaya masih mematok tarif sesuai Pergub Nomor 11 Tahun 2007 tentang Penyesuaian Tarif Otomatis (PTO) Air Minum Semester 1 Tahun 2007.

Sebagai gambaran, kelompok rumah tangga sederhana dikenakan tarif Rp 3.550 per tiga meter kubik atau 3.000 liter. Sedangkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang tinggal di rumah susun (rusun) hanya dikenakan Rp 1.050 per tiga meter kubik.

"Air seukuran satu meter kubik atau 1.000 liter itu harganya cuma Rp 3.500, berarti hanya Rp 35 per liternya," katanya.

Sementara itu Ketua Subkelompok Perencanaan Bidang Geologi, Konservasi Air Baku dan Penyediaan Air Bersih pada Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Elisabeth Tarigan mengatakan, banyak upaya yang telah dilakukan Arief dan jajarannya untuk menuju target cakupan layanan 100 persen.

Baca juga : Prabowo: Saya Tak Ragu, Prabowo-Gibran akan Lanjutkan Program Jokowi

Termasuk, lanjut dia, mengurangi tingkat kebocoran air atau NRW dari 46 persen menjadi 30 persen.

"Untuk mewujudkan tujuan tersebut butuh kerja keras dan biaya besar. Kasus kehilangan air sebagian besar disebabkan kondisi pipa yang sudah sangat tua, berusia sekitar 100 tahun sehingga perlu diganti pipa baru," jelas Elisabeth.

Sementara itu pengamat kebijakan publik, Trubus Rahardiansyah menambahkan, hingga kini masih banyak warga Jakarta yang memakai air tanah sehingga berpotensi menurunkan permukaan tanah.

Hal ini terjadi dikarenakan masih banyak masyarakat yang berhadapan dengan harga mahal air bersih.

Baca juga : Bima Siap Maju Pilkada Di Jakarta Atau Jabar

"Nah, di sinilah butuh peranan Pemprov DKI untuk membuat kebijakan agar masyarakat bisa mendapatkan air bersih dengan harga murah supaya mereka beralih dari air tanah ke air perpipaan," kata Trubus.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.