Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Diklaim 4 Kali Lipat Standar WHO, Jumlah Tes PCR Di Jakarta Ternyata Masih Rendah Lho

Selasa, 11 Agustus 2020 21:53 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melihat langsung proses pengujian sampel PCR Covid-19 di Laboratorium Kesehatan Daerah milik Pemprov DKI Jakarta di Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. (Foto: Dinkes DKI)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melihat langsung proses pengujian sampel PCR Covid-19 di Laboratorium Kesehatan Daerah milik Pemprov DKI Jakarta di Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. (Foto: Dinkes DKI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemprov DKI Jakarta mengklaim sudah melakukan tes PCR (polymerase chain reaction) empat kali lipat dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun Pemprov DKI diminta jangan bangga dulu. Soalnya, secara jumlah, masih sedikit sekali warga yang menjalani tes ini. 

Hal ini diungkapkan pengamat masalah perkotaan, Sugiyanto kepada wartawan, Selasa (11/8). Menurutnya, jika dibandingkan dengan provinsi lain, tes PCR yang dilakukan DKI memang yang terbanyak. 

Karena total tes yang dilakukan di 34 provinsi hingga Minggu (9/8) sebanyak 972.594 orang. Dari jumlah ini, 47 persen di antaranya (459.049 orang) dilakukan di DKI,” jelasnya. .

“Namun jika dilihat dari keseluruhan penduduk Jakarta yang berjumlah 12 juta, tes baru dilakukan terhadap 459.094 orang atau 3,4 persen. Masih sedikit sekali,” terang pria yang akrab disapa SGY ini. 

Baca juga : Tes PCR DKI Tembus 40 Persen dari Total Nasional

Seperti diketahui, WHO menetapkan standar jumlah tes PCR adalah 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu, sehingga dengan standar tersebut, Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum pada 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu, atau 1.521 orang per hari.
Dengan jumlah orang yang telah menjalani tes PCR hingga hari ini, Jakarta mengklaim telah melakukan tes PCR hingga 4 kali lipat dari standar WHO dalam sepekan.
Meski demikian, seiring meningkatnya jumlah tes PCR, jumlah pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta pun melejit kembali mengalahkan Jawa Timur yang selama beberapa hari sempat menyalip DKI dan menduduki peringkat pertama dalam jumlah pasien positif Covid-19 secara nasional.
Per hari ini, Selasa (11/8), jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia menurut data covid19.go.id sebanyak 128.776 orang dimana 5.824 orang di antaranya meninggal dunia dan 83.710 orang dinyatakan sembuh.
Dari jumlah itu,  Jakarta menyumbang 26.162 pasien, bertambah 471 orang dibanding Senin (10/8); disusul Jawa Timur (25.626 pasien); Jawa Tengah (10.679 pasien); Sulawesi Selatan (10.531 pasien); dan Jawa Barat (7.599 pasien).

Melanjutkan keterangan, kata Sugiyanto, yang terpenting bukan jumlah tes. Tapi tindak lanjut dari hasil tes tersebut.

"Pemprov DKI jangan bangga dengan jumlah tes PCR, karena hasil tes tersebut harus ditindaklanjuti. Kalau tidak ditindaklanjuti, tidak ada manfaatnya,"kata Sugiyanto.

Selain hal itu, dia menilai, untuk mengendalikan penyebaran Covid-19, Pemprov DKI tak cukup hanya memperbanyak tes PCR maupun rapid test. 

Baca juga : Proporsi Tes PCR DKI Hari Ini Tembus 34 Persen

Tapi juga harus transparan dalam mengumumkan penyebaran virus, agar orang-orang yang tinggal di sekitar atau yang bertetanggaan dengan orang yang dinyatakan positif Covid-19 dari hasil tes PCR atau swab test, menjadi waspada dan hati-hati,  serta memperketat penerapan protokol kesehatan Covid-19.

Jadi, tegas dia, harus dijelaskan warga yang terpapar Covid-19 itu tinggal dimana, di kelurahan mana dan kecamatan mana.

"Jangan sampai warga diimbau menerapkan protokol kesehatan, tapi warga sendiri tak tahu wilayah mana yang zona merah Covid-19, mana yang zona kuning dan mana yang hijau," imbuhnya.

Jika warga telah menjalani tes dan ada yang dinyatakan positif, lanjut SGY, maka dilakukan tracing atau pelacakan untuk mengetahui dengan siapa orang yang positif Covid-19 itu melakukan kontak sehingga tertular, dan dengan siapa dia kemudian berinteraksi.

Baca juga : Pembatasan Jumlah Pembeli Di Pasar Juga Tak Efektif Tuh

"Setelah itu lakukan treatment agar orang yang positif Covid-19 tidak menularkan lagi ke orang lain, misalnya dengan melakukan isolasi mandiri di rumah atau dirawat di rumah sakit," tandasnya. [KRS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.