Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pengembangan Kawasan TOD Terkendala Pembebasan Lahan

Selasa, 8 Desember 2020 08:49 WIB
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Heru Hermawanto. (Foto: Istimewa)
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Heru Hermawanto. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketersediaan lahan menjadi tantangan terbesar pengembangan Kawasan Berorientasi Transit atau Transit Oriented Development (TOD). Sebab, saat ini lahan yang ingin digunakan sudah berdiri bangunan.

Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Heru Hermawanto mengungkapkan, banyak pemilik lahan menolak lahannya dibebaskan. Sekalipun setuju, mereka meminta uang ganti rugi yang besar.

“Ini berdampak pada kebutuhan anggaran pembebasan lahan membengkak,” jelasnya. 

Tantangan lainnya, sambung Heru, pembangunan kawasan berorientasi transit membutuhkan dana sangat besar. Sebab, pemerintah juga berencana membangun hunian yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. “Jika kedua persoalan itu teratasi, sudah separuh jalan terlewati,” ungkap Heru.

Menurut Heru, pemerintah saat ini tengah menjalankan tahapan-tahapan penataan ruang serta integrasi perencanaan infrastruktur.

Baca juga : IPDN Terjunkan 862 Calon Praja Pantau Prokes Pilkada

Nantinya, infrastruktur itu mendukung pengembangan tranportasi massal seperti Moda Raya Terpadu.

Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan Kementerian Perekonomian Kartika Listriana membenarkan ketersediaan lahan menjadi kendala dalam pembangunan infrastruktur.

Biasanya, nilai tanah di suatu kawasan langsung melejit ketika akan dikembangkan. Masalah itu seringkali menghambat pekerjaan proyek pemerintah.

Kebijakan Salah Arah 

Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta William Sabandar mengatakan, pembangunan ibukota sejak lama dikembangkan berbasiskan mobil pribadi atau disebut car oriented development (COD). Akibatnya, terjadi kemacetan di Jakarta, polusi udara yang meluas, hingga menimbulkan persoalan ekonomi dan lingkungan lainnya.

Baca juga : 15 Kecamatan di Aceh Timur Terendam Banjir, Sebagian Warga Mengungsi

“Sebenarnya sekian lama, bahkan sejak masa kemerdekaan, pembangunan Jakarta sudah salah arah yang sangat fokus pada pengembangan berbasis mobil pribadi,” katanya.

Untuk itu, pemerintah kini fokus mentransformasi pembangunan kota dari COD menjadi kawasan TOD. Salah satunya dengan mengembangkan kawasan TOD di sepanjang jalur kereta MRT Jakarta.

Menurut William, pengembangan TOD potensial dilakukan di Jakarta. Sebab, kepadatan penduduk dan jumlah tenaga kerja tinggi. PT MRT Jakarta mencatat terdapat 2.500 perusahaan besar dan 38 ribu perusahaan kecil dan sedang tumbuh di Ibukota.

“Banyak sekali potensi pertumbuhan dan pengembangan ekonomi Jakarta yang bisa di-drive oleh sebuah konsep pengembangan sistem transportasi publik yang tepat,” katanya.

Dia menambahkan, saat ini PT MRT Jakarta sedang melakukan survei pengguna jasa MRT. Survei ini, meliputi aspek demografi, perilaku, dan rekomendasi tempat. Survei tersebut bertujuan mendukung rencana PT MRT Jakarta (Perseroda) dalam mengembangkan bisnis berbasis Kawasan Berorientasi Transit. Survei dilakukan secara daring menggunakan Form Mapid, salah satu fitur yang dikembangkan Mapid.

Baca juga : Ini Penjelasan Telkom Indonesia Soal Penyesuaian Nama di BEI

Menurut William, survei dilakukan untuk mengetahui demografi, perilaku, dan tempat yang kerap dikunjungi pengguna jasa MRT Jakarta. Pengumpulan data tersebut akan menjadi dasar MRT untuk mengambil keputusan strategis, khususnya dalam pengembangan bisnis di kawasan TOD.

Berdasarkan hasil survei, lebih dari 350 responden menunjukkan mayoritas pengguna jasa MRT Jakarta memakai transportasi daring untuk berangkat menuju dan dari stasiun MRT Jakarta terdekat. Selain itu, alasan menjatuhkan pilihan menggunakan MRT Jakarta juga didasarkan pada kemudahan menggunakan layanannya.

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda) Silvia Halim, menambahkan, pengembangan kawasan TOD juga harus melibatkan pengembang, investor, hingga masyarakat luas, sehingga pengembangannya dapat berjalan dengan baik.

“Kami juga akan melakukan sosialisasi seluas-luasnya agar setiap stakeholders memiliki pemahaman yang sama tentang substansi dan kedalamannya sehingga kita akan semakin akuntabel,”
ucapnya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.