Dark/Light Mode

Kasus Dugaan Penganiayaan Muhammad Kece

Ahli Sosialisasi Publik: Jangan Jadi Bahan Provokasi Publik, Ini Kasus Individual

Selasa, 21 September 2021 21:29 WIB
Muhammad Kece. (Foto: Ist)
Muhammad Kece. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dugaan penganiayaan terhadap tersangka kasus penodaan agama Muhammad Kosman atau Muhammad Kece oleh Napoleon Bonaparte, secara sosiologis dinilai merupakan fenomena buruknya hubungan individual pelaku dan korban di dalam tahanan.

Ahli sosiologi hukum Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengutarakan, tindakan Napoleon dianggap tidak proporsional dengan mengangkat alasan membela agama Islam atas perbuatannya kepada publik melalui surat terbuka.

"Jadi kalau ditinjau secara sosiologi, ada interaksi antara NB (Napoleon) dan MK (Muhammad Kece), di mana, dalam interaksi itu tidak berlangsung harmonis," tutur Trubus, Selasa (21/9).

Baca juga : Hari Ini, Polisi Garap 7 Saksi

Dijelaskannya, dalam sosiologi hukum ada pihak yang memperoleh perlakuan sebagai stimulus pesan, yang kemudian dimaknai secara berbeda. Perkara ini, disebutnya bersifat individual.

"NB tidak mewakili atribut sosial sebagai seorang polisi ataupun karena beragama Islam. Maka, ini bukan perilaku institusional. Begitu pula dengan MK. Dia tidak mewakili perilaku institusional dirinya sebagai korban. Saya tidak tahu atribut apa yang melekat dengan MK, kalau NB kan semua orang mengenalinya dengan latar belakang polisi,” tegasnya.

Trubus menilai isu ini unik. Soalnya, tiba-tiba saja publik dihebohkan dengan surat terbuka dari Napoleon yang mengakui dirinya telah melakukan penganiayaan terhadap Muhammad Kece, di dalam rutan. Padahal, sebelumnya publik sendiri tidak memahami ada permasalahan ini.

Baca juga : Hari Pertama Peniadaan Mudik, Penerbangan Di Bandara Angkasa Pura I Turun 92 Persen

"Dalam surat terbuka itu, kemudian NB melakukan pembelaan bahwa penganiayaan dilakukan atas dasar membela agama. Ini kan yang akhirnya menimbulkan sentimen argumen di publik," sesal Trubus.

Ketika surat terbuka yang beredar di media itu dibaca secara utuh, Napoleon juga mengungkapkan, Muhammad Kece dianggap memecah belah persatuan dan kesatuan.

Tanpa disadari, tindakan Napoleon yang dalam sosiologi dinilai tidak proporsional, akan menggiring pada pro-kontra opini di masyarakat.

Baca juga : KLHK Lakukan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Di Lokasi Sulit Dan Kritis

"Poin saya dalam hal itu adalah jangan melihat apa yang tersuratnya, tapi lihat meaning (makna) yang akhirnya mempertontonkan sebuah akrobat isu tertentu. Yang diasumsikan, karena kepentingannya NB tidak terpenuhi," imbuhnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.