Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Yakin Covid Jadi Endemi

Rakyat Indonesia Kekebalannya Super

Rabu, 24 November 2021 07:00 WIB
Pakar Bioteknologi, Bimo Ario Tejo saat menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) bersama Rakyat Merdeka, Selasa (23/11/2021). (Foto: YouTube RakyatMerdeka TV)
Pakar Bioteknologi, Bimo Ario Tejo saat menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) bersama Rakyat Merdeka, Selasa (23/11/2021). (Foto: YouTube RakyatMerdeka TV)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bila kasus Corona yang menyenangkan seperti sekarang ini terus bertahan, Insya Allah, tahun depan, status pandemi bakal berubah jadi endemi. Corona yang awalnya menyeramkan akan jadi sejenis penyakit flu biasa.

Prediksi ini disampaikan Pakar Bioteknologi, Bimo Ario Tejo saat menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) bersama Rakyat Merdeka, semalam. Pandangan ini disampaikan Bimo dengan berbagai indikator. Salah satunya, kondisi rakyat Indonesia yang memiliki kekebalan super. “Insya Allah, tahun depan, pandemi ini akan berubah menjadi endemik. Dan kita kembali ke kehidupan normal,” begitu kalimat pamungkas Bimo di akhir FGD.

Karena kekebalan super yang dimiliki rakyat Indonesia ini juga, Bimo memiliki pandangan yang sama dengan Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, soal gelombang ketiga. Kata dia, kecil kemungkinan terjadi gelombang ketiga dengan lonjakan kasus besar seperti di bulan Juli lalu.

Baca juga : 3,5 Juta Vaksin Pfizer Dari Paman Sam Tiba Di Indonesia

Kekebalan super ini, kata Bimo, bukan karena kesaktian vaksin Sinovac yang selama ini paling banyak disuntikkan ke rakyat Indonesia. “Saya tidak berpikir karena kesaktian vaksin Sinovac, tidak,” ucap Bimo, dengan tertawa kecil.

Pemicu terbentuknya kekebalan super ini, kata dia, karena Indonesia baru gencar-gencarnya melakukan vaksinasi ketika dihantam gelombang kedua. Di saat sudah banyak masyarakat yang terpapar virus Corona.

“Orang Indonesia itu rata-rata sudah terkena Covid, terus divaksin. Jadi kekebalannya dobel. Kita menyebutnya sebagai kekebalan super atau super immunity,” terang peneliti kimia farmasi ini. Super immunity ini, jelas Bimo, adalah kekebalan dari infeksi alami lalu ditambah vaksin.

Baca juga : BNI Smart Trade Siap Jembatani Indonesia Dan Dunia

Kondisi ini yang tidak dimiliki oleh negara lain dan akhirnya mengalami serangan gelombang ketiga, meskipun tingkat vaksinasi di negara tersebut sudah melampui 80 persen.

“Singapura, mereka lockdown terlalu lama. Rakyatnya tidak terekspos oleh virus. Jadi rakyatnya divaksin dulu, setelah lebih dari 80 persen baru mereka membuka diri,” jelas Associate Professor Universiti Putra Malaysia, ini.

Akibatnya, lanjut Bimo, rakyat Singapura tidak berpengalaman terekspos virus. Karena itu kemudian kasusnya naik. Sementara Indonesia, rata-rata rakyatnya sudah terpapar dan menimbulkan kekebalan alami.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.