Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Transformasi Pertanian Indonesia Butuh Peran Milenial
Rabu, 10 Nopember 2021 11:38 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Petani di kalangan muda atau milenial sangat dibutuhkan untuk transformasi pertanian di Indonesia. Wakil Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Syam Arjayanti memandang, pembangunan di sektor pertanian generasi muda akan cepat beradaptasi dengan teknologi.
"Adapun inovasi yang membedakan petani milenial dan konvensional tercermin dari matangnya perencanaan bisnis," ujar Syam dalam webinar Creative Talks Pojok Literasi bertajuk Petani Milenial Dongkrak Ekonomi Sektor Pertanian seperti dikutip Rabu (10/11).
Selain itu, petani milenial juga memiliki kemampuan menganalisa peluang. Sehingga tidak menggantungkan diri kepada pemerintah.
Berita Terkait : Kolaborasi Smesco Indonesia Wujudkan Fesyen Modern Wastra
Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo Septriana Tangkary mengatakan, transformasi pertanian ke arah digitalisasi merupakan sebuah keniscayaan dan dipercaya dapat membantu percepatan perkembangan sektor pertanian. Dalam hal ini, petani milenial mempunyai peran yang penting untuk melakukan terobosan di sektor pertanian.
"Saya berharap inovasi dan terobosan antara lain melalui reformasi pertanian, intensifikasi produksi, dan peningkatan akses pasar, menjadi upaya nyata yang harus diimplementasikan pelaksanaannya di lapangan secara konsisten untuk mewujudkan kesejahteraan petani," katanya.
Pernyataan tersebut mewakili Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong. Septriana melanjutkan, tantangan sekarang adalah merubah pola persepsi miring tentang bertani.
Berita Terkait : Ini 7 Pemain Persib Yang Belum Pernah Main Di Liga 1
Petani Kreatif Sambung Ganda Gaib Asih Santoso mengakui, meski bertani sangat penting bagi sebuah negara tapi masih ada anggapan bertani itu tidak keren, penghasilan kecil dan tidak tentu, tidak ada jaminan masa depan, kotor dan tidak rapi. Anggapan itu harus diubah.
"Menjadi petani itu tidak hanya memberi kebaikan untuk yang dekat tapi manfaat kebaikannya dapat dirasakan masyarakat lebih luas, contohnya seperti dengan bercocok tanam dapat berkontribusi untuk memberikan oksigen," jelas Gaib.
Kaprodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta Artita Devi Maharani mengatakan, pentingnya peran milenial untuk meneruskan kegiatan di sektor pertanian agar dapat mewujudkan kembali kejayaan Indonesia di masa lalu sebagai negara agraris.
Berita Terkait : Perjalanan Satu Dekade Prestasi Junior Indonesia Terhadap Pendidikan
"Generasi milenial dapat menjadi jembatan generasi z dalam hal pendampingan penerapan digitalisasi pertanian khususnya dalam implementasi smart farming," jelas Artita.
Webinar ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Perekonomian Maritim Kementerian Kominfo ini, bermitra dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta secara hybrid (luring dan daring), di Relasi Co-working Space Yogyakarta. Sementara melalui Zoom Meeting disiarkan live streaming melalui kanal Youtube Ditjen IKP Kominfo. [JAR]
Tags :
Berita Lainnya