Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Habis Dihajar Covid, Muncul Pileg, Pilpres & Pilkada
Para Pengusaha Cemas Jadi Korban "Susu Tante"
Jumat, 26 November 2021 07:20 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Hidup pengusaha ternyata tak seindah yang dipikirkan banyak orang. Setelah babak belur dihantam pandemi Covid-19, para pengusaha kini cemas menghadapi banyaknya hajatan politik secara serentak di tahun 2024. Ada Pileg, Pilpres, dan Pilkada. Kenapa cemas? Alasannya, di momen politik ini, pengusaha biasanya jadi korban “susu tante” alias sumbangan sukarela tanpa tekanan oleh para politisi.
Fakta pengusaha menjadi korban “susu tante” ini, dipaparkan Ketua MPR, Bambang Soesatyo, dalam Talkshow “Peran Pelaku Usaha dalam Pemberantasan Korupsi', usai penandatangan MoU antara Kadin Indonesia dengan KPK, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, kemarin. Di acara tersebut, Kepala Badan Hubungan Penegak Hukum Kadin Indonesia ini meminta perlindungan KPK agar tidak menjadi korban "susu tante" lagi.
Baca juga : Beringin Yakin Bakalan Menang 100 Persen Di Banten
Di depan Ketua KPK, Firli Bahuri, politisi yang akrab disapa Bamsoet ini, menceritakan kondisi pengusaha yang saat ini tengah cemas. Dua tahun terakhir, pengusaha sudah menguras tabungan lantaran kegiatan usaha tak berjalan akibat dihantam Corona. Belum pulih kegiatan usaha, pengusaha kini dihadapkan dengan perayaan nasional dan Pemilu serentak.
Tiap ada perayaan nasional, kata Bamsoet, pengusaha sering jadi korban pemerasan penyelenggara negara. Pengusaha kerap dimintai sumbangan menjelang hari-hari besar. "Kami ini korban dari 'susu tante', sumbangan sukarela tanpa tekanan. Judulnya tanpa tekanan, tapi sesungguhnya penuh ancaman. Biasanya, kalau kita kuat kita lawan, tapi kadang-kadang tidak kuat, ikut goyang juga," ucap Bamsoet.
Baca juga : Kampanye Pilpres Jangan Jadi Ajang Permusuhan
Selain perayaan nasional, yang ditakutkan pengusaha adalah gelaran Pilkada dan Pilpres. Intinya, sama saja, pengusaha kerap dimintai uang. "Yang ngeri lagi, Pilpres. Bukan presidennya kadang yang galak, tapi tim suksesnya yang galak," sambung Bamsoet.
Kondisi pengusaha di daerah lebih memprihatinkan lagi. Karena kerap dimintai “susu tante” itu. Menghadapi kondisi ini, pengusaha dalam kondisi serba salah. Kalau tak dikasih, pengurusan izin tak kunjung selesai. Kalau dikasih, muncul masalah karena berkaitan dengan hukum.
Baca juga : PKS Usul Syarat Nyapres Disunat Jadi 10 Persen Aja
"Dikasih kegaruk, nggak dikasih nggak dapat bisnis. Makan tabungan lagi. Belum lagi, kita pikir pinjam di bank ada cost up money-nya, yang tiap bulan bertambah," curhat Bamsoet.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya