Dark/Light Mode

Tok, KH Miftachul Akhyar Jadi Rais Aam PBNU 2021-206

Jumat, 24 Desember 2021 06:13 WIB
KH Miftachul Akhyar dalam peresmian pembukaan Muktamar ke-34 NU di Lampung Tengah, Rabu (22/12). (Foto: YouTube)
KH Miftachul Akhyar dalam peresmian pembukaan Muktamar ke-34 NU di Lampung Tengah, Rabu (22/12). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - KH Miftachul Akhyar akhirnya ditetapkan sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2021-2026, melalui musyawarah mufakat sembilan Anggota Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa).

Keputusan tersebut ditetapkan pada Sidang Pleno IV yang dipimpin Ketua Prof Nuh dan Sekretaris Asrorun Niam Sholeh di Gedung Serbaguna (GSG) Universitas Lampung (Unila) pada Kamis (23/12).

"Alhamdulillah, yang menjadi Rais Aam untuk PBNU 2021-2026 adalah Almukarram KH Miftachul Akhyar," kata KH Zainal Abidin, salah satu anggota Ahwa seperti dilansir NU Online, Jumat (24/12).

"Beliau (Rais Aam terpilih) berkata, sami'na wa atha'na (kami mendengar dan kami taat)," imbuh Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu itu.

Baca juga : Hari Ini, 9 Kiai Sepuh Pilih Rais Aam PBNU

Ahwa meminta Rais Aam fokus dalam pembinaan dan pengembangan NU ke depan. Serta menerima semua bakal calob terpilih, ketika muncul calon ketua tanfidziyah, sepanjang memenuhi syarat. Ada AD/ART yang mengatur pensyaratan itu.

"Sami'na wa atha'na," ujar Kiai Miftach sebagaimana disampaikan Kiai Zainal.

Sembilan ulama yang masuk dalam barisan Ahwa adalah KH Dimyati Rois, KH Ahmad Mustofa Bisri, KH Ma’ruf Amin, KH Anwar Manshur, TGH Turmudzi Badaruddin, KH MIftachul Akhyar, KH Nurul Huda Jazuli, KH Ali Akbar Marbun, dan KH Zainal Abidin.

Musyawarah yang dilakukan dengan penuh keakraban, kekeluargaan, keadaban, sopan santun, dan akhlak itu dipimpin oleh Kiai Ma'ruf.

Baca juga : Jokowi Akan Hadiri National Day Di Expo 2020 Dubai

Ketika Gus Mus dimintai pandangan, ia tidak berkenan memulai, mengingat ada yang lebih sepuh dan lebih afqah (paling ahli dalam bidang Fiqih), yaitu KH Dimyathi Rais.

Pun Abah Dim, sapaan akrab KH Dimyathi tidak berkenan memulainya mengingat ada Kiai Ma'ruf.

Pada akhirnya, terang Kiai Zainal, ia yang paling muda memulai memberikan pandangan dengan syarat yang lain juga menyampaikan argumentasinya masing-masing.

Perlu diketahui, Anggaran Rumah Tangga Pasal 40 Ayat 1 Hasil Muktamar Ke-33 NU Tahun 2015 di Jombang mengatur pemilihan Rais 'Aam PBNU ditetapkan melalui sembilan anggota Ahwa.

Baca juga : Tok, Suparno Djasmin Kembali Didaulat Jadi President IMA Periode 2021-2023

Sembilan anggota Ahwa diusulkan oleh muktamirin, peserta Muktamar yang mewakili Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), dan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU).

Kiai Miftach sebelumnya terpilih sebagai Rais Aam sebagai Pejabat Sementara untuk melanjutkan kepemimpinan KH Ma'ruf Amin, yang mengundurkan diri pada 22 September 2018 lalu.

Ia juga pernah menjabat sebagai Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur dua periode dan Rais Syuriyah PCNU Surabaya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.