Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Prof. Tjandra Yoga Aditama
Omicron Lokal Sudah Terdeteksi, Testing Tracing Dan Vaksinasi Kudu Digenjot
Selasa, 28 Desember 2021 12:06 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti fakta kemunculan kasus transmisi lokal Omicron, yang diumumkan Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi pada hari ini, Selasa (28/12).
Menurutnya, ada lima hal yang dapat dibahas terkait hal ini. Pertama, sebelum kasus ini muncul, sudah ada dua petugas di fasilitas karantina RSDC Wisma Atlet yang tertular dari pasien.
"Jadi, memang sudah terjadi penularan pada mereka yang tidak pergi ke luar negeri. Bahkan, terjadi di Wisma Atlet yang pengawasannya tentu lebih terjaga. Bisa kita bayangkan, bagaimana kemungkinan penularannya di masyarakat luas. Apalagi, ada berita seorang pasien dengan varian Omicron yang ternyata luput dari karantina," kata Prof. Tjandra yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI dalam keterangannya, Selasa (28/12).
Kedua, mungkin saja sudah ada pengunjung dari negara terjangkit yang masuk ke negara kita dalam periode 9-29 November. Waktu itu, aturan karantina hanya tiga hari.
Sehingga, kalau waktu itu mereka memang membawa Omicron, kemungkinan belum terdeteksi dan bisa saja menulari sekitarnya.
"Mudah-mudahan saja, semua sudah diperiksa dan memang tidak ada penularan," ujar Prof. Tjandra.
Baca juga : Prof. Tjandra: Tak Ada Data Ilmiah Valid Tentang Dampak Vaksinasi Covid 16 Kali
Ketiga, setelah kasus transmisi lokal ini diketahui, penyebarannya harus dibatasi sedapat mungkin. Jangan makin menyebar luas.
Dalam hal ini, Prof. Tjandra menyarankan pemerintah untuk mengoptimalkan kegiatan testing dan tracing, seperti pada periode Juni dan Juli lalu. Penggunaan aplikasi Peduli Lindungi untuk tracing seperti di luar negeri, juga harus dimasifkan.
Keempat, pemerintah harus mengantisipasi kemungkinan lonjakan kasus Omicron, dengan menyiapkan fasilitas kesehatan sejak sekarang. Mulai dari pelayanan kesehatan primer seperti Puskesmas dan lainnya, sampai ke RS rujukan tertinggi.
Baca juga : Active Case Finding Tuberkulosis
Antisipasi dapat dilakukan dalam bentuk penyediaan tenaga kesehatan, ruang rawat, obat, oksigen, alat kesehatan, sistem informasi, sistem rujukan dan sebagainya.
Kelima, protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) dan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas yang tak perlu) harus diberlakukan dengan ketat. Apalagi, di masa akhir tahun seperti sekarang ini.
"Kalau ada kecurigaan kontak, segera periksakan diri. Jangan malah takut ketahuan positif. Untuk yang positif, maka beritahu semua orang yang pernah kontak dalam beberapa hari terakhir, agar mereka memeriksakan diri pula. Bagi yang belum diimunisasi lengkap, segeralah divaksin," pungkasnya. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya