Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Cegah Lonjakan Omicron, Mantan Direktur WHO Dukung Micro Lockdown

Senin, 3 Januari 2022 09:23 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti kasus transmisi lokal varian Omicron di Indonesia, yang kini telah berjumlah tiga kasus. 

Kasus pertama diumumkan pemerintah pada 28 Desember 2021. Kasus ini melibatkan seorang pria domisili Medan yang melakukan perjalanan sebulan sekali ke Jakarta. 

Kemudian, pada 2 Januari 2022, pemerintah mengumumkan dua kasus transmisi lokal yang kali ini dari Surabaya. Menurut berita, yang bersangkutan memiliki riwayat perjalanan ke Bali.

Sehingga, sampai 2 Januari 2022, sudah ada 138 kasus Omicron di Indonesia.

Baca juga : Paramount Land Tawarkan Manhattan District Rp 3,5 Miliar Di Serpong

"Dalam hal pengendalian penularan Omicron, Indonesia telah melakukan beberapa tahap yang sudah dijalani, dan perlu diantisipasi di masa datang. Hanya dengan upaya antisipatif yang maksimal, agar situasi jangan memburuk tidak terkendali," ujar Prof. Tjandra dalam keterangannya, Senin (3/1).

Dalam konteks ini, pada 29 November 2021, pemerintah sudah memberlakukan aturan pelarangan masuk orang asing dari beberapa negara terjangkit dan perpanjangan masa karantina bagi WNI dan warga lain yang masuk ke Indonesia.

Upaya ini tentu cukup baik. Namun, menurutnya, dua hal yang patut kita catat.

Pertama, varian Omicron mulai ada secara resmi pada 9 November 2021. Artinya, bisa saja sudah ada pengunjung dari negara terjangkit, yang masuk ke negara kita antara 9 dan 29 November. Pada waktu itu, hanya dikarantina 3 hari.

Baca juga : Ini Kata Mantan Direktur WHO Soal Delmicron, Yang Konon Gabungan Varian Delta Dan Omicron

"Jadi, kalau mereka waktu itu memang membawa Omicron, maka mungkin saja belum terdeteksi. Mungkin saja, telah menular di kontak sekitarnya. Lalu, kontaknya menular lagi ke kontak-kontak lain dan seterusnya," jelas Prof. Tjandra yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI.

Kedua, terkait 46 kasus awal varian Omicron di Wisma Atlet dan sebagainya. Sejauh ini, media massa mengungkap sudah ada setidaknya dua kasus petugas Wisma yang tertular.

Yaitu Tn. N yang merupakan kasus pertama kita dan seorang petugas di bidang kesehatan. Mereka tidak datang dari luar negeri, tetapi tertular dari pasien yang ada.

Artinya, di Wisma Atlet yang tentunya pengawasan lebih terjaga, penularan dapat saja terjadi ke petugas lokal. Belum lagi dilaporkan ada seorang pasien dengan varian Omicron, yang ternyata luput dari karantina. Belakangan, keluar hasilnya positif Omicron.

Baca juga : Waspadai Omicron, Mendagri Perintahkan Seluruh Pemda Ketatkan Pengawasan

"Jadi, tahap pertama ini terkait dengan situasi di tempat karantina, yang masalahnya sudah cukup kompleks. Namun, masih memungkinkan adanya penularan lokal. Tahap kedua, adalah sudah resmi adanya penularan lokal di masyarakat. Dalam hal ini tentu perlu diupayakan maksimal agar penularan ini dapat dibatasi, jangan makin menyebar luas," terang Prof. Tjandra. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.