Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Pengelolaan sampah di Tanah Air belum memadai. Salah satu indikatornya adalah budaya membakar sampah. Seharusnya sampah dikelola dengan proses benar dan tepat.
Direktur Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton) Prigi Arisandi mengatakan, edukasi tentang pembakaran sampah perlu ditingkatkan terutama terkait dampak pembakaran di tempat terbuka yang merupakan salah satu penyebab polusi udara.
Untuk itu, dibutuhkan penguatan peran pemerintah terkait pengelolaan perlu dilakukan untuk mendorong pembakaran sampah tidak lagi menjadi kebiasaan.
Baca juga : Inter Milan Vs Lazio, Ajang Balas Dendam
"Yang pertama, bagaimana masyarakat harus mendapatkan edukasi melalui sekolah dan dunia pendidikan, bahwa membakar sampah mengeluarkan bahan-bahan kimia yang berdampak buruk," katanya dalam keterangan persnya, Selasa (11/1).
Upaya yang kedua adalah adanya peningkatan upaya dan aksi dari pemerintah untuk menyediakan sarana pengelolaan sampah yang baik dan memadai. Sebab, saat ini regulasi pengelolaan sampah masih belum optimal.
"Pemerintah selalu saja banyak membuat aturan tapi kurang baik dalam implementasi dan pengawasan," ucapnya.
Baca juga : Semoga Bisa Stabilkan Harga Minyak Goreng
Menurut Prigi, secara nasional maka setiap tahun masyarakat Indonesia dapat menghasilkan 8 juta ton sampah plastik dimana hanya sekitar 3 juta ton yang dikelola dengan benar. Lalu sisanya sebanyak 5 juta ton sampah masih terabaikan. Dari jumlah tersebut, 2,6 juta ton sampah dibuang ke sungai dan laut, sementara sisanya 2,4 juta ton dibakar.
Oleh karena itu, perlu peran dari masyarakat melalui berbagai macam komunitas yang secara mandiri dapat aktif untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai lingkungan khususnya tentang pengelolaan sampah yang baik.
"Memang untuk mewujudkan masyarakat yang berpartisipasi dan berkontribusi pada lingkungan dibutuhkan akses informasi. Dari tersedianya informasi ini, kami yakin lambat laun akan tercipta masyarakat yang kritis, mandiri, dan memperjuangkan lingkungan yang sehat dan bebas pencemaran," tandasnya. [OSP]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya