Beneran Atau Main-Main Nih...

 Sebelumnya 
Dukungan ke Firli untuk nyapres juga menggema di Tanah NTB. Mereka mengatasnamakan Paguyuban Petani Jagung. Mereka menganggap saat ini Indonesia meskipun telah 76 tahun merdeka, namun persoalan korupsi masih saja terjadi. Karenanya, saat ini sosok pemimpin yang memiliki komitmen kuat mewujudkan Indonesia bersih bebas korupsi demi cita mensejahterakan masyarakatnya, sangatlah dibutuhkan.

“Kami sebagai masyarakat bawah dari unsur petani jagung Bima, dengan ini mendesak Bapak Firli Bahuri maju di Pilpres 2024, sekaligus sebagai aspirasi kami kepada pimpinan partai politik, agar benar-benar memperhatikan dan pertimbangkan ini demi Indonesia yang lebih baik,” ucap Nurhasyim.

Bagaimana tanggapan Firli? sampai kemarin, dia belum berkomentar. Namun, sebelumnya Firli sempat menyinggung soal Presidential Threshold (PT). Menurut dia, PT 20 persen sangat ketinggian.

Baca juga : Jaga Keamanan Pangan, Kementan Dukung Teknologi Budidaya Pertanian Rendah Residu Bahan Kimia

Dia bilang, PT merupakan salah satu faktor pendorong hasrat korupsi yang membabi buta bagi seluruh pejabat politik. Karena itu, Firli ikutan mendorong PT 0 persen. “Di sisi lain, mencari bantuan modal dari ‘bohir politik’ akan mengikat politisi-politisi di eksekutif atau legislatif dalam budaya balas budi yang korup,” tekan mantan Kapolda Sumatera Selatan itu.

Nama Firli memang masih belum muncul di survei-survei pilpres. Nama Firli sebagai capres baru disinggung Direktur Lembaga Survei Kedai Kopi, Hendri Satrio. Melalui akun Twitter pribadinya, Senin 19 April 2021, Hendri menyajikan grafis yang dilengkapi beberapa foto 6 figur tokoh antikorupsi versi Lembaga Survei Kedai Kopi yang menjadi calon potensial presiden 2024.

Mereka adalah Novel Baswedan, Busyro Muqoddas, Agus Rahadjo, Abraham Samad, Sudirman Said dan terakhir ada nama Firli.

Baca juga : Politisi Gerindra Yakin Anies Maju Nyagub Lagi

Apakah Firli berpeluang maju pilpres? Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurniasyah menilai, aura Firli nyapres belum terlihat. Firli masih berkutat dengan polemik yang terjadi di institusinya.

“Sejauh ini belum terlihat, Firli sepanjang perjalanannya di KPK menghabiskan waktu untuk menampik banyak polemik, baik yang menerpa dirinya sendiri maupun KPK secara kelembagaan,” ujar Dedi, kemarin.

Pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu pun memandang, tidak ada yang menunjukan keseriusan Firli nyapres. Firli menjalankan jabatannya secara datar. Tidak terlihat mencolok yang beraroma politis. Karenanya, sulit membaca ikhtiar Firli nekat nyapres.

Baca juga : Hatimu, Ditaruh Dimana Sih...

“Juga, dalam catatan IPO, popularitas Firli belum mengemuka secara nasional. Sementara, tokoh-tokoh yang seafiliasi dengan Firli sudah jauh lebih populer. Misalnya, Tito Karnavian atau bahkan Kapolri Listyo Sigit, sehingga pilihan publik jauh lebih mungkin pada dua nama ini, dibanding Firli,” pungkas dia.

Lantas, apakah desakan Firli nyapres hanya sebatas main-main? Ditegaskan Dedi, itu masih sebatas gerakan pragmatis. Digerakkan secara politik oleh kelompok berkepentingan. “Belum gerakan murni karena adanya ketertarikan pada kapasitas Firli,” terang Dedi. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.