Dark/Light Mode

Ini 4 Poin Penting Kesehatan Haji Menurut Prof. Tjandra, Salah Satunya Jangan Abaikan Faktor Cuaca Panas

Minggu, 29 Mei 2022 10:07 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama, berpose di depan Masjid Manhattan, New York, AS. (Foto: Dok. Pribadi)
Prof. Tjandra Yoga Aditama, berpose di depan Masjid Manhattan, New York, AS. (Foto: Dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dari Forrest Hill Amerika Serikat (AS), mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan empat hal penting terkait kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji tahun ini, dalam pertemuan Asosiasi Kesehatan Haji Indonesia (AKHI) yang diselenggarakan di Jakarta, Sabtu (28/5).

Pertemuan itu dihadiri para petugas kesehatan haji yang akan mengawal jemaah haji Indonesia tahun ini, serta pemerhati lainnya.

"Pada dasarnya ada lima hal yang saya sampaikan dari New York, kota dengan sedikitnya ada sekitar 1 juta umat Islam? dan juga memiliki beberapa masjid di berbagai sudut kota," kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Minggu (29/5).

Pertama, Covid-19 memang masih merupakan pandemi dunia, sebagaimana juga disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam acara pembukaan World Health Assembly di Jenewa, 22 Mei lalu.

Baca juga : 4 Langkah Pencegahan Gangguan Kesehatan Dan Tumbuh Kembang Anak Dari BPA

"Karena itu, berhubung akan ada sekitar 1 juta jemaah haji tahun ini, termasuk dari negara-negara yang vaksinasinya masih amat rendah seperti dari Afrika, maka para petugas kesehatan harus mewaspadai Covid-19 pada jemaah kita. Dalam hal ini, ada tiga hal yang harus dilakukan. Yakni pencegahan, deteksi, dan penanganan terhadap mereka yang positif Covid," papar Prof. Tjandra, yang sedang berada di New York dalam rangka menghadiri wisuda putrinya di Columbia University.

Menurutnya, mewaspadai kemungkinan Covid pada jemaah adalah hal yang kompleks. Karena harus berkoordinasi ketat dengan otoritas kesehatan di Arab Saudi.

Namun di lain pihak, terselenggaranya Umroh Ramadhan di Arab Saudi, dengan jumlah jemaah yang begitu banyak dan terbukti tidak menimbulkan dampak kesehatan, menunjukkan adanya great pre event test untuk pelaksanaan kesehatan haji yang puncaknya akan dilaksanakan pada 7-12 Juli mendatang. 

Kedua, harus diingat, bahwa selain Covid-19, potensi berbagai penyakit menular masih tetap ada.

Baca juga : Dirut BPJS Kesehatan: Hari Ini, Indonesia Kehilangan Salah Satu Putra Terbaiknya

Secara umum, kalau ada mass gathering, penularan infeksi saluran napas selalu jadi tantangan utama.

Harus diingat,  bahwa penyakit Middle East Respiratory Syndrom (MERS CoV) juga masih ada kasusnya. Meski jumlahnya tidak banyak.

"Hal ketiga yang saya sampaikan adalah soalnya panasnya suhu udara, pada musim haji tahun ini. Sehingga, petugas kesehatan harus membantu mencegah dan menangani heat stroke, serta berbagai masalah kesehatan lain," jelas Prof. Tjandra.

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI ity juga mengingatkan, peristiwa tragis di masa lalu seperti tragedi Terowongan Mina dan sebagainya, biasanya terjadi pada cuaca amat panas seperti tahun ini.

Baca juga : Ini Penjelasan Prof. Tjandra Soal Pembatasan Vaksin Janssen Di AS

Secara ilmiah disebutkan, cuaca yang amat panas cenderung meningkatkan perilaku agresif.

"Ini sesuatu yang jelas perlu ditangani petugas kesehatan haji kita," tandasnya.

Keempat, petugas kesehatan harus mengawasi jemaah haji, dalam tujuh tahapan. Yakni persiapan di Tanah Air sebelum jemaah berangkat, waktu penerbangan dan mendarat di Saudi, pengaturan tempat tinggal di Mekkah dan Madinah, dan berbagai kegiatan sebelum puncak ibadah haji. Dalam berbagai kegiatan tersebut, para jemaah harus terus menjaga kesehatannya.

Selain itu, petugas kesehatan juga harus fokus pada penanganan kesehatan di Arafah, Musdalifah dan Mina. Dilanjutkan pada keadaan sesudah Armina, saat jemaah sudah cukup lelah. Hingga mengawal proses pemulangan jemaah ke Tanah Air.  ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.