Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kepala BPIP Dorong Dunia Kedokteran Implementasikan Nilai-Nilai Pancasila

Selasa, 5 Juli 2022 21:51 WIB
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi. (Foto: ist)
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mendorong, dunia kedokteran mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila menjadi sikap, perilaku, etos kerja dan terobosan baru berdasarkan semangat gotong royong seperti yang digagas oleh Bung Karno.

Hal tersebut disampaikan saat menjadi keynote speaker dengan mengangkat tema "The Role of National Outlook: Expected Values of PANCASILA for Health Professions" dalam acara Indonesian Medical and Health Professions Education 1st International Conference, di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Selasa (5/7).

Dalam pidatonya yang berbahasa Inggris, Yudian berharap dalam konferensi internasional itu para peserta tidak hanya mampu menyerap materi yang diberikan oleh para pembicara, tetapi juga mampu mengimplementasikan dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila ke dalam sikap, perilaku, etos kerja, dan terobosan-terobosan baru di dunia medis.

Baca juga : Kepala BNPT Minta Praja IPDN Deteksi Dini Gerakan Radikalisme

"Yang semua itu pada akhirnya akan meningkatkan kesehatan masyarakat pada gilirannya untuk kesejahteraan rakyat," kata Yudian.

Mantan Rektor UIN Yogyakarta ini menjelaskan, gagasan Pancasila mungkin telah dicetuskan oleh Soekarno dan kemudian diperkuat oleh Mohammad Hatta. Namun semangatnya telah dipupuk jauh sebelum proklamasi kemerdekaan, dan dipraktikkan antara lain oleh para praktisi medis dan tenaga kesehatan.

Yudian mengatakan, contoh pahlawan kesehatan seperti Prof Sardjito, Rektor Pertama Universitas Gadjah Mada, yang kemudian diabadikan menjadi nama rumah sakit di UGM. Menurut dia, Sardjito memprakarsai pendirian laboratorium dan rumah sakit pada masa perjuangan kemerdekaan.

Baca juga : Anak-Anak Muda Kalteng Sebut Ganjar Implementasikan Falsafah `Huma Betang`

Selain itu, ada juga Doktor Cipto Mangunkusumo yang atas jasa-jasanya, namanya juga diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM). Ada juga Dokter Marie Thomas sebagai dokter wanita pertama di Indonesia, dan banyak lagi.

Semua contoh sejarah tersebut, lanjut Yudian, menunjukkan bahwa dunia medis melayani bukan hanya  untuk menyelamatkan manusia, tetapi juga menghormati kemanusiaan.

Yudian menyampaikan, praktek gotong royong dalam dunia kesehatan sangat kentara pada masa-masa puncak  pandemi Covid-19. Saat itu, berbagai kalangan bahu membahu saling membantu dalam menangani ekonomi dan kesehatan dari dampak pandemi, mulai dari makanan pokok, obat-obatan hingga informasi layanan kesehatan. 

Baca juga : Langkah Pemerintah Naikkan Tarif Listrik Dinilai Sudah Tepat

"Tenaga kesehatan tanpa lelah berada di garis depan untuk merawat pasien dan atasi pandemi," ungkapnya.

Hadir juga dalam acara tersebut, Wakil Kepala BPIP Karjono, Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan Prakoso, Dekan Fakultas Kedokteran UGM, dr. Yodi Mahendradhata, dan Ketua Konferensi, Mora Claramita.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.